Pilgrims of Christ’s Mission

Girisonta

Formasi Iman

Novis SJ Berlatih Berbicara di Depan Umum

Para Novis dan Pra Novis SJ mengikuti “Pelatihan Berbicara di Depan Umum” di Novisiat Stanislaus, Girisonta pada 29-31 Januari 2025. Pelatihan ini diampu oleh Tim SAV-USD (PP Franciscus Xaverius Murti Hadi Wijayanto, S.J, Yosephus Ispuroyanto Iswarahadi, S.J., dan Mas Noel Kefas). Dalam sambutan pembukaan, Magister P Dominico Savio Octariano Widiantoro, S.J. menegaskan pentingnya pelatihan ini untuk mempersiapkan para Novis menjadi Jesuit yang komunikatif dalam menjalankan perutusannya. Bukan hanya penting untuk nanti setelah menyelesaikan masa formatio di Novisiat, tetapi juga selama di Novisiat kemampuan berbicara sangat diperlukan.   Dalam sesi hari pertama dipaparkan prinsip-prinsip dasar berbicara di depan umum, prinsip-prinsip ekspresi diri, teori dramatisasi puisi, dasar-dasar persiapan homili, kemudian disambung dengan olah tubuh dan olah vokal. Setelah itu, pada hari kedua, para Novis mendapat tugas untuk menyusun puisi dan menyiapkan dramatisasi puisi secara berkelompok. Ada dua novis yang tidak bisa ikut pelatihan ini karena masih sakit, namun hal ini tidak mengurangi semangat mereka untuk berekspresi. Setelah mempersiapkan diri dalam pendampingan tutor, pada malam hari, tiga kelompok tersebut menampilkan dramatisasi puisi di ruang rekreasi novisiat disaksikan juga oleh staf novisiat lainnya.    Penampilan mereka sangat kreatif. Setiap penampilan dievaluasi oleh kelompok lain, para staf novisiat, dan para tutor. Hal yang masih perlu ditingkatkan adalah artikulasi kata-kata yang diucapkan dan volume suara agar para audiens dapat menangkap isi penampilan dengan jelas.   Pada hari terakhir, para novis mempraktikkan homili yang teorinya sudah dipaparkan pada hari sebelumnya. Meski hanya diberi waktu satu jam untuk mempersiapkan homili, para novis pada umumnya mampu menyusun konten homili yang berkualitas. Penyajian homili setiap novis dievaluasi oleh tiga tutor sehingga para novis mendapat masukan yang memadai. Dalam sambutan penutup, selain berterima kasih kepada Tim SAV-USD, Magister juga berharap agar potensi besar yang dimiliki para novis terus dikembangkan secara sadar berbekal  pelatihan yang dialami bersama selama tiga hari. Semoga para novis menjadi Jesuit yang komunikatif.   Kontributor: P Yosephus Ispuroyanto Iswarahadi, S.J.

Pelayanan Gereja

Maguyub Welas Asih

Perayaan Ekaristi Syukur Hari Ulang Tahun (HUT) ke-92 Gereja St Stanislaus Kostka Paroki Girisonta yang bertema “Maguyub Welas Asih” berlangsung khidmat dan meriah. Misa syukur ini dipimpin langsung oleh Pater Agustinus Sigit Widisana, S.J. selaku Pastor Paroki dan Pater Leonardus Dibyawiyata, S.J., yang dulu pernah berkarya menjadi pastor paroki tahun 1973-1977.   Ekaristi dimulai pukul 08.00 WIB yang diawali dengan lagu pramisa, sambutan panitia, dan persembahan tarian dari siswi-siswi TK Santa Anna, Girisonta. Kegembiraan dan kebahagiaan melingkupi seluruh umat yang hadir. Tak lupa paduan suara gabungan keluarga besar SMPK Girisonta dan para alumni semakin menyemarakkan perayaan Ekaristi syukur ini. Suasana Minggu, 10 November 2024 ini sungguh membangkitkan semangat maguyub seluruh umat Girisonta, yang jumlahnya 4.873 jiwa.   Sepenggal Sejarah Lahirnya Gereja di Girisonta tidak lepas dari berdirinya rumah Retret dan Novisiat Girisonta. Rumah retret yang dibangun pada tahun 1930, dengan peletakan batu pertama pada 3 Oktober 1930. Rumah retret ini kemudian diberi nama Girisonta, Giri berarti gunung dan Sonta berarti Suci. Girisonta dimaksudkan sebagai tempat di kaki gunung yang sepi, cocok untuk bersemedi, menyucikan diri.     Pada tahun 1932 Girisonta menjadi Komunitas S.J. untuk pertama kali . Saat itu Pater H. Koch, S.J. sebagai rektor, Pater G. Schmedding sebagai magister, Pater Th. Verhoeven sebagai direktur rumah retret, Pater J. Hellings sebagai minister scholasticorum, dan Pater J. Schouten menjalani tersiat. Pada waktu itu ada 7 frater yunior, 7 frater novis dan 3 bruder novis; juga ada 2 orang postulan berminat menjadi bruder. Dari antara mereka, Pater Schmedding dan Verhoeven tahan paling lama, sampai zaman Jepang masih di Girisonta.   Lahirnya Gereja di Girisonta Pada waktu Girisonta lahir, di sekitar Karangjati hampir tidak ada orang Katolik, hanya di Ungaran ada kelompok kecil. Dalam buku “De Katholieke Missie” tahun 1933, jumlah orang Katolik di Ungaran dan Girisonta hanya 99 orang. Jumlah itu telah termasuk baptisan baru sebanyak 21 orang. Pada Hari Raya Paskah yang menerima Komuni mencapai 38 orang.   Awal mulanya, Pater G. Schmedding, S.J. mulai mengajar katekese kepada para karyawan kolese. Para novis mulai menjelajah desa-desa sekitar, sehingga sedikit demi sedikit orang mulai mengenal Pater. Tanggapan masyarakat sekitar Karangjati masih minim, tetapi mereka yang tinggal di desa-desa yang agak jauh dari Girisonta memberi tanggapan lebih baik. Maka untuk pertama kali, pada tahun 1932 Pater G. Schmedding, S.J. membaptis dan merintis buku baptis di Girisonta sebagai awal lahirnya Gereja di Girisonta. Baptisan pertama yang dicatat dalam buku pertama, terjadi pada 22 Februari 1932.     Maguyub Welas Asih Perayaan ulang tahun paroki jatuh pada peringatan Pesta Nama St. Stanislaus Kostka setiap 13 November. Minggu 10 November 2024, genap 92 tahun Paroki Girisonta hadir di bumi pertiwi, menapaki perjalanan sejarah yang tidak mudah, baik pada masa penjajahan maupun masa perang kemerdekaan.   Perkembangan dan kemajuan Paroki Girisonta selalu berkesinambungan. Kini, jumlah jiwa yang tercatat sekitar 5000 umat, tersebar di 13 wilayah, 46 lingkungan, dan 1 stasi yaitu Stasi Santa Maria Assumpta Glodogan yang masih berada dalam wilayah teritorial Kabupaten Semarang. Perayaan ekaristi HUT ke-92 ini mengambil tema “Maguyub Welas Asih” yang merupakan kelanjutan dari tema sebelumnya pada HUT ke-91 yang mengambil tema “Maguyub Sanggup“. Kata maguyub yang mempunyai makna mendalam, yaitu bahwa segenap umat Katolik di Paroki Girisonta ini mengupayakan untuk selalu bersatu (maguyub) dengan landasan rasa kasih dan sayang terhadap sesama (welas asih). Maguyub welas asih merupakan pesan untuk semua umat Paroki Girisonta agar selalu berbelas kasih dan penuh cinta kasih dalam melayani sesama demi kemajuan bersama gereja Paroki tercinta.   Sebelum berkat penutup, Romo Paroki memotong tumpeng yang diserahkan kepada ketua panitia HUT Paroki sebagai simbol syukur atas suksesnya perayaan Ekaristi dan kegiatan penyerta dalam rangkaian perayaan ulang tahun ini.   Perayaan Ekaristi dilanjutkan dengan pesta umat yang diawali dengan pengambilan buah dan aneka sayuran dari gunungan yang sudah diberkati. Acara dilanjutkan dengan santap bersama nasi kuning yang telah disiapkan oleh tiap-tiap lingkungan. Pesta umat dimeriahkan dengan berbagai penampilan: drumband dari SDK Girisonta, drumband SMK Theresiana Bandungan, drum-blak persembahan dari Wilayah 3 Yulius, yang merupakan Panitia HUT ke-92 Paroki Santo Stanislaus Girisonta.   Kemeriahan acara ini tercipta berkat kerja sama dari Panitia, Dewan Paroki, dan semua pihak yang terlibat. Semoga gereja Girisonta semakin maguyub sanggup dan maguyub welas asih, dan umat semakin semangat dan terlibat aktif dalam aneka bentuk karya pelayanan yang membumi dan menyapa sesuai teladan St. Stanislaus.   Kontributor: KOMSOS Girisonta

Provindo

Menyatu dengan Kehidupan Kristus

Pater Markus Sjamsul Wanandi, S.J. adalah seorang Jesuit yang selama kurang lebih 40 tahun mendapatkan perutusan di bidang pendidikan. Beliau banyak berkecimpung dalam karya dunia pendidikan Jesuit Indonesia, antara lain di SMA Kolese Loyola Semarang, SMA St. Joseph Dili, dan menjadi pengurus Yayasan di Kolese Kanisius, Perkumpulan Strada, Kolese Mikael, dan Yayasan Kanisius Semarang. Pada Rabu, 24 Juli 2024 yang lalu, ia merayakan ulang tahunnya ke-80 di Kolese Kanisius, Jakarta. Di usianya yang sudah tidak lagi muda, Pater Markus masih berdedikasi dan memberikan perhatiannya di dalam dunia pendidikan.   Perayaan ulang tahun Pater Markus diawali dengan perayaan Ekaristi di Kapel Kanisius kemudian dilanjutkan dengan ramah tamah di area Kolese Kanisius. Pater Benedictus Hari Juliawan, S.J. menjadi selebran utama dalam perayaan syukur ini, didampingi oleh Pater Superior Komunitas Kolese Kanisius. Dalam homilinya, Pater Beni menyampaikan bahwa Pater Markus adalah pribadi yang selalu berani membuka dirinya sehingga Allah berkarya melalui beliau di dalam dunia pendidikan. Hal ini menjadi undangan bagi kaum muda untuk berani dan mau membuka dirinya menjadi men and women for others di mana pun berkarya.     Selain menjadi ungkapan syukur atas ulang tahun Pater Markus, pada kesempatan ini pula dilakukan penggalangan dana untuk pembangunan Wisma Emaus. Wisma Emaus adalah rumah untuk para Jesuit yang sudah purna tugas dan beberapa Jesuit yang perlu penanganan khusus karena masalah kesehatan. Saat ini Wisma Emaus hanya memiliki 15 kamar. Dalam lima tahun ke depan, jumlah Jesuit yang berusia lebih dari 75 tahun akan mencapai 62 orang. Ini menjadi salah satu alasan perlunya perluasan Wisma Emaus agar ke depan dapat menampung lebih banyak Jesuit senior.   Dalam perencanaan itu, tidak hanya akan dibangun kamar saja namun juga kamar isolasi yang layak untuk perawatan medis bagi Jesuit senior yang sedang sakit dengan fasilitas penunjang lainnya. Harapannya, para Jesuit senior yang masih aktif dapat menikmati masa purna tugasnya. Bapak/Ibu, Saudara/i yang tergerak dapat menyalurkan donasi pembangunan wisma Emaus melalui rekening Arka Praevesionis: Perkumpulan Aloysius CIMB Niaga Semarang No. 702825369300   Kontributor: Margareta Revita – Tim Komunikator Jesuit Indonesia