Pilgrims of Christ’s Mission

Gereja Theresia Bongsari

Pelayanan Gereja

56 Tahun Paroki Bongsari Gembira Melangkah

Gembira bersama kita melangkah, itulah sepenggal lirik dari Mars Paroki St. Theresia Bongsari karya alm. Martin Runi. Kalimat ini selalu digaungkan dalam semangat hidup umat Paroki Bongsari. Umat diajak melangkah maju dengan penuh kegembiraan sembari mewartakan sabda Allah kepada sesama.   Tak terasa paroki St. Theresia Bongsari memasuki usia 56 tahun. Sebuah perjalanan yang cukup panjang untuk sebuah paroki dalam menjaga keharmonisan dan kesejahteraan komunitasnya. Dalam rangka tahun formatio iman di Keuskupan Agung Semarang, HUT Paroki mengambil tema “Dengan Spiritualitas St. Theresia mewujudkan formatio iman berjenjang dan berkelanjutan”.   Menilik 56 tahun yang lalu, tahun 1968, paroki St. Theresia Bongsari resmi berdiri dan dikepalai oleh Pater Ingen Housz, S.J. Nama St. Theresia dipilih sebagai nama paroki Bongsari karena doa sebuah keluarga telah terkabul melalui perantaraan St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus. Sejarah pemilihan nama ini disampaikan oleh Pater Didik Chahyono, S.J., sebagai pastor kepala pada saat homili dalam misa perayaan HUT Paroki Bongsari pada Minggu, 6 Oktober 2024 lalu.   Dalam homilinya, Pater Didik juga menyampaikan kehidupan St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus yang menginspirasi langkah hidup umat Bongsari. Dalam homili tersebut, Pater Didik menyampaikan bahwa St. Theresia merupakan seorang biarawati yang rajin berdoa. St. Theresia ini menganggap dirinya seperti bunga mawar kecil yang akan ia berikan kepada orang-orang yang memohon perantaraannya.     Perayaan Ekaristi Puncak Hari Ulang Tahun Paroki dipimpin oleh Pastor Kepala dengan konselebran romo vikaris parokial Pater Agustinus Sarwanto, S.J., Pater Thomas Surya Awangga, S.J., dan Pater Clemens Budiarta, S.J. pada 6 Oktober 2024. Ekaristi ini diawali dengan perarakan vandel, dilengkapi pemberkatan gunungan sayur dan diiringi dengan paduan suara Mlengse Voice yang berkolaborasi dengan tim keroncong Tjong D’goest dari Paroki Banyumanik, Semarang.   Pada saat memasuki angka 58 (lima dan delapan), Pater Didik berharap bahwa Paroki Bongsari dapat menjadi paroki yang sungguh “mapan.” Kemapanan ini ditunjukkan dengan gedung pelayanan pastoral Grha Argya, kapel adorasi, dan tata kawasan yang sudah selesai dibangun sebagai fasilitas-fasilitas pendukung untuk kegiatan umat paroki Bongsari. Dalam perayaan ini ada juga launching dan pengenalan website parokibongsari.org yang dilengkapi dengan fitur data umat (SIBO) dan pemesanan ruang.   Pasca perayaan Ekaristi, umat langsung disambut dengan hidangan bubur yang telah disiapkan oleh perwakilan umat dari setiap wilayah di paroki Bongsari. Bubur yang disiapkan pun beragam, mulai dari yang gurih seperti bubur dengan topping telur bacem dan sambal goreng sampai bubur candil yang manis. Sembari menikmati hidangan bubur, umat yang hadir juga disuguhi oleh berbagai penampilan dari perwakilan umat Paroki Bongsari.   Ada berbagai rangkaian acara HUT Paroki Bongsari. Bentuk acara ini merupakan implementasi Preferensi Kerasulan Universal Serikat Jesus. Paroki Bongsari membuat beberapa kegiatan, antara lain: Menunjukkan Jalan Menuju Allah: sepanjang bulan Oktober mengadakan empat kali pertemuan katekese pelindung paroki, mengenal spiritualitas St. Theresia di akhir doa rosario. Berjalan Bersama yang Terkucilkan: pembagian sembako untuk masyarakat yang membutuhkan pada puncak HUT Paroki. Peziarahan Bersama Orang Muda: mengadakan katekese untuk anak-anak yang melibatkan sinergi pendamping PIA dan tim OMK pada 8 September 2024. Merawat Rumah Kita Bersama: melakukan kegiatan tabur benih ikan dan senam bersama di area waduk Jatibarang, Kec. Gunungpati pada 29 September 2024.     Meskipun dikemas sederhana, kegembiraan yang terpancar dari umat yang hadir dalam perayaan HUT ke-56 paroki Bongsari sungguh dapat dirasakan dalam rangkaian acara ini. Semoga di usia semakin matang, Paroki semakin menghidupi kharisma St. Theresia, memakai horison Preferensi Kerasulan Universal Serikat Jesus, dan dalam kesepahaman dengan gerak gereja Keuskupan Agung Semarang.   Sebagai pelengkap sukacita ulang tahun, pada tanggal 23 Oktober 2024, Komsos Paroki Bongsari memenangkan lomba film dokumenter dengan tema Formatio Iman Berjenjang dan Berkelanjutan (FIBB) tingkat Kevikepan Semarang. Ada dua kategori yang dimenangkan, yakni Juara I dan Juara Favorit. Hadiah diberikan langsung oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko dalam acara penutupan tahun FIBB di Paroki Kudus. Semoga iman umat semakin diperdalam dan nama Allah semakin dimuliakan dengan pencapaian-pencapaian ini.   Kontributor: Anastasia Adristri – Paroki Bongsari 

Pelayanan Gereja

Pemberkatan dan Peresmian Gedung Pelayanan Pastoral Paroki Bongsari di Hari Kemerdekaan RI

Tepat di peringatan hari kemerdekaan RI, 17 Agustus 2024, Bapak Uskup Mgr. Robertus Rubiyatmoko meresmikan dan memberkati Gedung Pelayanan Pastoral Grha Argya, Paroki St Theresia Bongsari Semarang. Pemberkatan dilakukan dalam misa konselebrasi bersama Provinsial Serikat Jesus Pater Benedictus Hari Juliawan, S.J. dan Pastor Paroki Pater Eduardus Didik Chahyono, S.J., beserta empat pastor yang lain, yaitu Pater Agustinus Sarwanto, S.J., Pater Thomas Surya Awangga, S.J., Pater Clemens Budiarta, S.J., dan Pater Bonifasius Melkyor Pando, S.J. Selain peresmian Grha Argya, diresmikan pula Kapel Adorasi St Ignatius (taman dan kawasan baru Gereja Bongsari).   Di hari penuh syukur ini Bapak Uskup mengajak seluruh umat untuk bersyukur atas selesainya pembangunan gedung pelayanan pastoral Grha Argya yang memiliki arti rumah pemuliaan atau persembahan kepada Allah. Lalu apa yang akan kita persembahkan untuk kemuliaan Allah? Apa yang kita persembahkan dengan gedung ini? “Persembahan itu tentu persembahan terbaik dan berkualitas, yaitu iman kita,” tandas Monsinyur.   “Saya berharap, iman akan Yesus Kristus dapat berkembang dengan adanya Gedung Pelayanan Pastoral Grha Argya. Karena gedung ini dipakai untuk proses pembinaan iman dan pewartaan secara terus-menerus dan dari waktu ke waktu. Ini melibatkan anak-anak sampai orang dewasa. Gedung ini akan menghasilkan buah berlimpah ketika umat yang terlibat memberikan diri penuh ketulusan hati, kerelaan, dan dedikasi demi kemuliaan Tuhan,” harap Bapak Uskup.   Sementara itu Pater Didik menyampaikan bahwa pembangunan gedung pelayanan pastoral ini menelan biaya lebih dari 12 milyar rupiah. Dari mana dananya? Pater pun tidak tahu. “Karena kita tidak memulainya dengan simpanan yang ada. Melainkan memulainya dengan Tuhan Yesus dan Bunda Maria, serta tentunya seluruh umat,” tandasnya. Pada kesempatan tersebut, Ketua Panitia Pembangunan, Ignatius Natalis Utomo, menyatakan rasa syukur atas selesainya pembangunan ini. Menurutnya, panitia telah bekerja sejak 2019 atau hampir 5 tahun. Ia pun memperkenalkan satu per satu panitia pembangunan. Dengan diresmikannya gedung pelayanan dan berakhirnya pembangunan, Natalis menyerahkan secara simbolis kunci gedung pelayanan kepada ketua PGPM Paroki Bongsari, Pater Didik.      Sebagai bentuk syukur diadakan pemotongan tumpeng dan penandatanganan prasasti peresmian sebelum berkat penutup. Penandatangan prasasti dilakukan oleh Bapak Uskup, Provinsial Serikat Jesus, dan Romo Kepala Paroki Bongsari. Tumpeng yang dipotong oleh Bapak Uskup diserahkan kepada Pater Didik dan Pater Benny menyerahkan potongan tumpeng kepada Natalis Utomo. Di akhir misa, Bapak Uskup menyampaikan proficiat kepada umat Paroki Bongsari. Menurutnya, Paroki Bongsari adalah paroki yang getol, gencar, dan bersemangat dalam pembangunan dan penggalian dana. “Dalam beberapa kesempatan saya berpesan kepada paroki-paroki lain. Contonen Bongsari kae le golek dana luar biasa dan proses yang dijalani sesuai prosedur berdiskusi dengan Tim Pembangunan Ekonomat Keuskupan!” ungkap Bapak Uskup.   Pembangunan yang menelan biaya 12 M lebih itu meliputi gedung pelayanan pastoral dua lantai dengan luas 1600 m persegi lengkap dengan sound system dan furniture, kapel adorasi, taman, dan penataan kawasan. Setelah Perayaan Ekaristi ada pesta umat. Masing-masing lingkungan menyediakan minimal 40 porsi makanan dan minuman. Sambil menikmati sajian makan malam, umat menyaksikan tampilan dari adik-adik PIA, komunitas adiyuswa, musik OMK, gamelan soepra SMA Loyola, dan group Paksi band dari Yogyakarta.   Hadir dalam acara ramah tamah Kardinal Julius Darmaatmadja, Bante Cattamano, dan beberapa tokoh lintas agama. Dalam acara ramah-tamah disampaikan juga tanda penghargaan pada lingkungan dan donatur. Kemeriahan acara yang dilangsungkan di depan Gedung Pastoral yang megah menggambarkan kegembiraan umat atas keberadaan gedung pastoral paroki. Antonius Iwan Wahyudi selaku ketua panitia pemberkatan dan peresmian menyatakan, ”Saya sangat bersyukur proses pembangunan bisa berjalan lancar dan acara pemberkatan serta peresmian berlangsung meriah. Tidak kurang 1000 umat mengikuti perayaan Ekaristi belum termasuk para penampil yang bersiap mengisi acara. Umat mengapresiasi berhasilnya pembangunan gedung pelayanan pastoral dan tata kawasan gereja yang tampak luas, indah, sejuk, dan nyaman.”   Kontributor:  Antonius Tri – Panitia Peresmian Gedung Grha Argya dan Tata Kawasan Gereja St. Theresia Bongsari Semarang

Pelayanan Gereja

Visualisasi Jalan Salib dan Pesan Kemanusiaan di Gereja Bongsari: ENGKAU IKUTLAH DENGAN-KU

Gereja Bongsari, yang berada di bawah penggembalaan Serikat Jesus, terus mengekspresikan keberanian dan inovasinya dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaan yang mendalam dan relevan. Salah satu ekspresi dari semangat ini adalah melalui visualisasi jalan salib yang dipersembahkan oleh orang muda Katolik. Visualisasi ini bukan hanya sebuah sarana keagamaan tetapi juga menjadi sebuah medium untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan realitas sosial dan spiritual di sekitar kita.   Dengan tema Paskah yang menggugah hati, Engkau Ikutlah dengan-Ku, jalan salib dipentaskan oleh lebih dari 60 orang muda Katolik (OMK) di Gereja Bongsari. Ini tidak hanya sekadar pertunjukan visual. Jalan salib ini mencerminkan semangat kebangkitan dan harapan yang terus dinyalakan dalam iman Katolik. Teman-teman muda tidak hanya menghadirkan visualisasi yang memukau tetapi juga menyampaikan pesan-pesan yang mengajak untuk bertindak lebih empatik, mengatasi ketidakpedulian, dan meningkatkan kepedulian antarsesama.   Visualisasi jalan salib ini bukanlah semata-mata untuk dinikmati secara estetis. Di balik setiap gerakan dan simbol, terdapat pesan yang dalam tentang pentingnya kemanusiaan dan empati dalam kehidupan sehari-hari. Orang Muda Katolik yang menjadi bagian dari visualisasi ini bukan hanya sebagai aktor, melainkan juga sebagai pembawa pesan tentang bagaimana menghadapi tantangan ketidakpedulian dan kurangnya kepedulian antarsesama di lingkungan sekitar.     Dalam konteks ini, visualisasi jalan salib di Gereja Bongsari tidak hanya menjadi ekspresi keagamaan, melainkan juga refleksi komitmen Gereja dalam memperkuat iman dan memancarkan dampak positif bagi masyarakat. Pesan yang disampaikan melalui visualisasi ini mengajak umat Katolik untuk mengikuti jejak Kristus dalam tindakan nyata, khususnya dalam hal empati, mengatasi ketidakpedulian, dan meningkatkan kepedulian terhadap sesama.   Melalui tema Engkau Ikutlah dengan-Ku, Gereja Bongsari membangun panggung untuk mengajak para umat bertindak lebih aktif dalam menyebarkan kasih dan keadilan di dunia ini. Pesan kebangkitan dan harapan yang disampaikan melalui visualisasi jalan salib ini menjadi inspirasi dan panggilan setiap individu untuk berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih baik, yang dipenuhi dengan tindakan-tindakan empatik, dan kepedulian yang berkelanjutan. Dengan demikian, visualisasi jalan salib di Gereja Bongsari bukan hanya menjadi pertunjukan keagamaan, tetapi juga menjadi perwujudan nyata nilai-nilai kemanusiaan dan kasih sesama yang menjadi inti ajaran Kristiani.   Kontributor: Bonaventura Satria Hagi Putra – OMK Bongsari

Pelayanan Gereja

Mewujudkan Mimpi melalui Konser Rohani

Memiliki gedung pusat pelayanan paroki serta penunjang aktivitas menjadi impian para umat Paroki Santa Theresia Bongsari. Selang setahun setelah penggempuran aula lama, proses ini senantiasa masih berjalan. Rabu, 16 Agustus 2023, konser rohani untuk menggalang dana bertajuk Maria Bunda Pemersatu digelar di Gumaya Tower Hotel Semarang dengan menampilkan Edward Chen, Grezia Epiphania, Maria Priscilla, dan Vanessa Axelia. Keempat penyanyi tersebut melantunkan pujian-pujian rohani dengan alunan musik dari CBC Band. Sebelumnya, konser dibuka dengan penampilan talenta-talenta suara dan musik dari Paroki Santa Theresia Bongsari yang tergabung dalam komunitas Bongsari Music Ministry. Konser yang dihadiri oleh Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang (KAS), Bapa Uskup Robertus Rubiyatmoko, menjadi simbol merajut mimpi terwujudnya Gedung Pelayanan Pastoral. “Keringat” panitia pembangunan dan panitia konser diusap oleh perolehan dana melalui penjualan tiket, pelelangan ruangan dan lukisan, serta donasi dari para donatur. Satu hal yang unik adalah bahwa konser rohani ini menunjukkan wajah Paroki Santa Theresia Bongsari sebagai paroki yang inklusif melalui keterlibatan pelukis disabilitas dalam pelelangan lukisan. Tak hanya itu, sebuah kejutan bagi semua pihak ketika Kardinal Julius Darmaatmadja melelang cincin imamatnya sebagai bantuan dana pembangunan gedung. Perjuangan belum usai. Langkah demi langkah, bergerak dan bersinergi. Melalui Bunda Sang Pemersatu – seperti tema konser Maria Bunda Pemersatu – mimpi untuk memiliki Gedung Pelayanan Pastoral disatukan melalui kolaborasi berbagai pihak sebagai wujud kehidupan paroki. Kontributor: Adeane Yuna – Paroki Santa Theresia Bongsari