Pada tanggal 10 Desember 2024, bertepatan dengan Hari Hak Asasi Manusia sedunia, Provinsial Serikat Jesus Provinsi Indonesia, P Benedictus Hari Juliawan, S.J., meresmikan pendirian PRAKSIS (Pusat Riset dan Advokasi Serikat Jesus). Sebagai karya baru Jesuit Indonesia, pendirian PRAKSIS merupakan pengejawantahan dari Rencana Apostolik Provinsi Indonesia untuk mendirikan “pusat kajian dan advokasi yang menjadi ‘juru bicara’ Serikat Jesus dalam diskusi publik tentang persoalan kemasyarakatan”.
Acara peresmian diawali dengan Perayaan Ekaristi di Kapel St. Petrus Kanisius, Jakarta. Perayaan Ekaristi ini dipimpin oleh Pater Provinsial dengan didampingi oleh Pengurus Yayasan serta Direksi PRAKSIS. Dalam homilinya, Pater Provinsial menyatakan bahwa pendirian PRAKSIS mengacu pada panggilan Yesus dalam kotbah di bukit untuk menjadi terang. Panggilan ini diwujudkan dengan mendirikan lembaga penelitian dan advokasi yang dapat menghadirkan gagasan dan perspektif Katolik dalam upaya bersama mendukung proses demokratisasi di Indonesia.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan hasil riset perdana PRAKSIS bertajuk “Mencari Demokrasi yang Memajukan Kebaikan Bersama”. Riset ini menyoroti tantangan demokrasi Indonesia dalam dekade terakhir (2014-2024), seperti penyempitan ruang partisipasi warga dan penyusutan kelas menengah. Laporan PRAKSIS kemudian ditutup dengan rekomendasi yang didasarkan pada Ajaran Sosial Gereja, termasuk di antaranya adalah perlindungan martabat manusia, kebebasan sipil, pemberdayaan masyarakat akar rumput, dan promosi kebijakan ekonomi yang adil.
Menghidupkan Misi melalui Riset, Advokasi, dan Edukasi
PRAKSIS dirancang untuk menjadi pusat pengetahuan yang memadukan kekuatan analisis ilmiah dengan wawasan iman Katolik. Tiga pilar utamanya adalah: riset, advokasi, dan edukasi. Melalui riset, PRAKSIS menghasilkan kajian inovatif dan implementatif tentang isu-isu sosial, politik, dan ekonomi. Melalui advokasi, PRAKSIS menyuarakan kebijakan yang mendukung kebaikan bersama kepada pemangku kepentingan. Melalui edukasi, PRAKSIS menyelenggarakan seminar, kursus, dan lokakarya yang memperkenalkan Ajaran Sosial Gereja serta membahas tantangan zaman.
Inisiatif ini mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan. Dalam keynote speech-nya saat peresmian PRAKSIS, Ibu Alissa Wahid, Koordinator Nasional Jaringan GUSDURian, menegaskan pentingnya peran lembaga seperti PRAKSIS dalam memperkuat demokrasi.
Program 2025 dan Harapan ke Depan
Pendirian PRAKSIS adalah panggilan bagi semua yang berkehendak baik untuk turut serta dalam memajukan kebaikan bersama. Dengan semangat “Fate Chiasso!” atau “Buatlah suara yang menggema!” seperti diserukan Paus Fransiskus, PRAKSIS mengajak Gereja, warga Katolik, dan segenap pihak yang berkehendak baik untuk memajukan kebaikan bersama.
PRAKSIS telah menyiapkan berbagai program untuk tahun 2025. Divisi Riset dan Advokasi akan mengadakan penelitian dengan 4 tema utama, serta secara rutin akan menyelenggarakan Forum PRAKSIS. Sementara itu, Divisi Public Engagement akan menyelenggarakan seminar, kursus, lokakarya, dan retret yang bertujuan untuk menanamkan pemahaman warga Katolik akan iman Katolik, khususnya Ajaran Sosial Gereja. Seminar perdana dari Divisi Public Engagement rencananya akan digelar di bulan Februari 2025. Topik yang diangkat adalah refleksi atas pesan dan dampak Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia pada awal bulan September 2024 yang lalu.
Pendirian PRAKSIS adalah upaya Serikat Jesus untuk berkolaborasi memajukan kebaikan bersama di Indonesia. Persis karena itu, PRAKSIS hendak berkolaborasi dengan semua pihak. Tidak ada kebaikan bersama tanpa keterlibatan bersama.
Kontributor: P Heinrich Angga Indraswara, S.J.