capture imaginations, awaken desires, unite the Jesuits and Collaborators in Christ mission

Pergi, Kobarkanlah Seluruh Dunia!

Date

I will not have my faith questioned.” Berikut merupakan susunan kata bermakna yang diucapkan oleh Santo Ignatius Loyola pada saat menghadapi pengadilan pertama dari sekian kali pengadilan-pengadilan lainnya, mempertanyakan Latihan Rohani yang ia imani dan hidupi. Kegigihannya sebagai seorang ksatria sebelum kakinya terluka saat berperang membawa dirinya menjadi seseorang yang gigih pula dalam menghidupi peziarahannya. Adegan tersebut merupakan salah satu bagian dari pementasan teater INIGO: Ignatius of Loyola, sebuah drama yang mengisahkan kembali perjalanan hidup Santo Ignatius Loyola yang ditulis oleh Jonathan Moore. Drama tersebut dipersembahkan oleh Komunitas SMA Kolese Gonzaga di Ciputra Artpreneur Theater pada 23 September 2025.

 

Ignatius Loyola bersama dengan Fransiskus Xaverius dan Petrus Faber. (Dokumentasi: Tim Dokumentasi pementasan teater INIGO: Ignatius of Loyola)

 

Keselarasan Satu Komunitas dalam Penyelenggaraan Teater INIGO: Ignatius of Loyola

Salah satu nilai yang dikembangkan untuk mewujudkan visi dan misi SMA Kolese Gonzaga adalah bekerja sama yang mampu menuntun satu komunitas untuk menjalin kebersamaan dalam semangat persaudaraan. Penyelenggaraan Teater INIGO: Ignatius of Loyola merupakan usaha konkret sekolah dalam mewujudnyatakan nilai yang dikembangkan tersebut. Tentunya, pada teater kali ini, pemilihan naskah kisah hidup nyata dari Santo Ignatius Loyola yang ditulis oleh Jonathan Moore tidak jauh dari identitas SMA Kolese Gonzaga sebagai salah satu sekolah di Indonesia yang dikelola oleh Serikat Jesus. Penyelenggaraan teater ini juga membawa setiap individu yang melibatkan diri di dalamnya untuk berefleksi bersama.

 

Pementasan teater ini merupakan gagasan langsung dari Pater Eduard Calistus Ratu Dopo, S.J. M.Ed., Kepala SMA Kolese Gonzaga, yang kemudian langsung diwujudnyatakan melalui proses seleksi para siswa yang tertarik untuk menantang diri dengan terlibat sebagai pemain di dalamnya. Berbekal naskah drama dengan kalimat-kalimat panjang penuh makna yang kemudian dikembangkan dengan ide-ide kreatif hasil kolaborasi bersama dari Pater Emmanuel Baskoro Poedjinoegroho, S.J. sebagai Delegat Pendidikan Serikat Jesus di Indonesia, Bapak Ibe Karyanto sebagai sutradara dan Kak Putri Dewi sebagai asisten sutradara, Kak Janabelia Ayu Tafarannisa sebagai koreografer, bahkan juga melibatkan para siswa, Adiel Uri Zabdianto dan kawan-kawan, yang ikut menjadi komposer musik, serta para guru yang menjalankan peran ganda tidak hanya menjadi pendamping pengembangan karakter siswa di dalam kelas tetapi juga di dalam proses penyelenggaraan kegiatan ini, menjadikan teater ini semakin menarik dengan adanya musik dan tarian yang membuat semakin banyak siswa terlibat di dalamnya misalnya sebagai pemain tambahan yang menari, Suara Gonzaga (Kelompok Paduan Suara SMA Kolese Gonzaga), dan Gonzaga Big Band Orchestra.

 

Seluruh siswa SMA Kolese Gonzaga yang melibatkan diri dalam proses persiapan teater ini, tidak hanya sebagai pemeran utama dan pendukung, pemusik, penyanyi, dan penari, serta panitia artistik dan produksi, tetapi juga diberi kesempatan untuk menuangkan ide-ide kreatif mereka melalui kegiatan Gonzsale. Kegiatan yang dikoordinasi oleh para senator dan didampingi oleh Pater Yulius Suroso, S.J. sebagai Moderator SMA Kolese Gonzaga, menciptakan lingkungan yang suportif sebagai satu komunitas untuk bersama-sama mencari dana melalui penjualan berbagai produk, seperti suvenir, makanan, dan lain-lain. Intensitas latihan yang semakin tinggi, secara khusus saat sudah mendekati pementasan, menggerakan hati para orang tua siswa untuk saling bahu membahu meluangkan waktu dan tenaga memberikan dukungan baik secara moral dan material. Bahkan, satu hari sebelum pementasan, para orang tua siswa juga membuatkan kukis manis yang dilengkapi dengan tulisan kalimat penyemangat untuk para guru dan siswa yang terlibat di dalamnya.

 

Ignatius Loyola bersama dengan Isabel Roser. (Dokumentasi: Tim Dokumentasi pementasan teater INIGO: Ignatius of Loyola)

 

Proses Pembelajaran Holistik melalui Penyelenggaraan Teater INIGO: Ignatius of Loyola

Melalui penyelenggaraan teater INIGO: Ignatius of Loyola, para siswa menggunakan kesempatan ini untuk mengembangkan kemampuan serta keterampilan mereka agar menjadi manusia unggul yang mampu diandalkan. Hal ini dikarenakan selama proses persiapan teater ini, para siswa diarahkan untuk lebih mengenal diri secara utuh sehingga semakin siap menjadi agen perubahan dan pembaharuan yang selalu memiliki sikap kerendahan hati untuk belajar sepanjang hayat. Dengan begitu, mereka juga akan bertumbuh dan berkembang menjadi seorang pemimpin yang mampu untuk selalu beradaptasi dan berinovasi tidak hanya dengan kata-kata tetapi juga dengan tindakan. Selain itu, dari segi rohani, mereka juga dapat semakin mendalami Spiritualitas Ignasian yang dikembangkan melalui Latihan Rohani yang disusun oleh Santo Ignatius Loyola, melalui kisah hidup nyata yang digambarkan dalam teater ini. Oleh karena itu, para siswa menjadi semakin mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai pentingnya Examen Conscientiae yang telah dipraktikkan di sekolah setiap harinya. Selanjutnya, mereka juga mampu menumbuhkan dan mengembangkan rasa solidaritas yang tinggi dalam menjalankan tanggung jawab bersama terhadap suatu tujuan yang sama, yaitu menyukseskan teater ini demi kemuliaan Allah yang lebih besar.

 

Penyelenggaraan teater INIGO: Ignatius of Loyola mampu memberikan tantangan kepada para siswa agar terampil dalam berimajinasi menggunakan bahasa Inggris, terutama dalam kemampuan berbicara dengan penuh kepercayaan diri agar dapat lebih ekspresif dan interaktif. Selain itu, pertunjukan yang mengisahkan perjalanan hidup Santo Ignatius Loyola ini juga mengarahkan para siswa agar semakin mampu memvisualisasikan Latihan Rohani dengan semangat magis dalam mengenali dan mewujudkan kehendak Allah di setiap langkah kehidupan. Teater ini merupakan perwujudan dari pertunjukan seni sastra yang bermula dari suatu teks naskah drama yang ditulis oleh Jonathan Moore dan dikembangkan dengan melibatkan seni musik dan seni tari. Estetika yang tertuang melalui seni rupa yang diciptakan oleh para siswa dan guru juga turut dipamerkan di area depan teater untuk menemani para audiens yang sedang menunggu sebelum dimulainya pertunjukan. Selanjutnya, pertunjukan ini juga telah berhasil untuk tidak hanya menyampaikan namun juga melestarikan dan merefleksikan kisah hidup Santo Ignatius Loyola di masa lampau. Secara garis besar, penyelenggaraan pementasan ini merupakan pembelajaran kontekstual berbasis proyek yang berpusat pada para siswa agar semakin terdorong untuk lebih aktif dalam memecahkan suatu permasalahan kompleks dalam dunia nyata. 

 

Suara Gonzaga menyanyikan lagu Fundador. (Dokumentasi: Tim Dokumentasi pementasan teater INIGO: Ignatius of Loyola)

 

Kisah hidup Santo Ignatius Loyola yang dibawakan dalam pementasan ini sungguh memberikan inspirasi tidak hanya bagi berbagai pihak yang terlibat dalam masa persiapan tetapi juga bagi para penonton. Harapannya, pementasan ini mampu mengarahkan setiap individu untuk dapat mencecap kembali apa yang pernah dialami dan dirasakan. Ad Maiorem Dei Gloriam.

 

Kontributor: Theresia Rianika Septianingtyas, S.Pd. – Guru Kolese Gonzaga

More
articles