capture imaginations, awaken desires, unite the Jesuits and Collaborators in Christ mission

Gumregah lan Jumangkah Mbangun Paseduluran

Date

SD KANISIUS TLOGOSARI KULON GELAR BUKA PUASA

Tahun ini terasa istimewa karena umat beragama Islam dan Katolik puasa bersamaan di bulan Ramadhan. Bagi umat Islam, bulan Ramadhan merupakan bulan suci untuk menjalankan ibadah puasa dan memperingati wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Sedangkan bagi umat Katolik, puasa selama masa Prapaskah adalah bentuk pertobatan, penyesalan dosa, dan meneladani pengorbanan Yesus Kristus.  Tema APP (Aksi Puasa Pembangunan) 2025 Keuskupan Agung Semarang adalah Bersekutu dalam Doa, Pertobatan dan Pengharapan. Diharapkan selama masa puasa dan pantang hendaknya seluruh umat sampai pada pertobatan yang bersifat lahiriah dan sosial kemasyarakatan. Hal ini sejalan dengan Nota Pastoral Arah Dasar Umat Allah KAS 2021-2025 dan Arah Implementasi, “Tinggal Dalam Kristus dan Berbuah: Semakin Katolik dan Semakin Apostolik di tengah Perubahan Masyarakat.”

 

Harapan Gereja inilah yang menjadikan otak kami gaduh. Apa yang bisa kami lakukan di komunitas pendidikan SD Kanisius Tlogosari Kulon dalam memaknai pertobatan di masa Prapaskah yang bersamaan dengan bulan Ramadhan ini? Kami akhirnya sepakat membuat kegiatan bersama warga RT 05 dan RT 11/RW 07 Kelurahan Tlogosari Kulon (RT sekitar sekolah). Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 20 Maret 2025 di aula SD Kanisius Tlogosari Kulon dan menjadi langkah merawat persaudaraan antar umat beragama. Kami mengangkat tema: Gumregah lan Jumangkah mBangun Paseduluran (Bangkit dan Melangkah Membangun Persaudaraan) sekaligus untuk menghidupi semangat men and women for and with others.

 

Guru dan siswa berkolaborasi menyambut dan melayani tamu undangan. Antusiasme siswa-siswi SD Kanisius Tlogosari Kulon terlihat sangat tinggi. Mereka membantu para guru menyediakan hidangan bagi para tamu yang akan berbuka puasa dengan minuman segar dan makanan takjil. Acara ini terselenggara atas kerelaan hati para donatur serta dukungan dari  Komisi PSE dan Panitia APP Kevikepan Semarang.

 

Dalam buka bersama ini kami mengundang Gus Muhammad Abdul Qodir, Lc., M.A., sebagai narasumber untuk sesi siraman rohani. Selain itu juga ada hiburan Rebana Cinta Damai, Tari Sufi dan beberapa penampilan dari siswa-siswi dan guru KB-TK-SD Kanisius Tlogosari Kulon, hingga konsumsi berupa takjil dan nasi. 

 

“Merawat persaudaraan antarumat beragama itu penting karena ini mencerminkan bentuk kesalehan sosial di tengah masyarakat Indonesia. Harapannya, Ramadhan harus dijadikan momen untuk berbuat yang lebih baik. Jangan lagi menzalimi orang, memaksakan kehendak, menang sendiri, dan lain sebagainya,” pinta Abdul Qodir.

 

Dari 350 orang yang diundang, terdapat sekitar 187 orang hadir dalam acara ini. Sebagai acara yang baru kali pertama diadakan, hal ini merupakan pencapaian yang cukup baik. Ketua RT, Ketua RW, narasumber dan tamu undangan memberikan apresiasi dan harapan semoga kegiatan ini dapat membawa dampak baik bagi hubungan keberagaman di masyarakat. Kami harap kegiatan ini menjadi langkah awal yang baik sebagai sekolah nasrani dalam menjaga kerukunan yang berada di sekitar masyarakat Islam.

 

Yayasan Kanisius memiliki kekhasan dalam pendidikannya yaitu adanya Paradigma Pedagogi Reflektif. Budaya menemukan kedalaman suatu peristiwa melalui refleksi nampak dari hasil evaluasi para guru pada hari Sabtu, 22 Maret 2025 dan tulisan beberapa siswa yang hadir dalam acara buka puasa tersebut. “Saya menilai bahwa acara kita baik dan berjalan lancar. Dari peristiwa salah satu guru menjemput warga (meskipun sebenarnya warga sudah siap tetapi saling menunggu sehingga membuat acara jadi “molor”) saya menemukan bahwa diperlukan adanya pendekatan personal yaitu menyapa lebih dekat. Inilah yang namanya Gumregah lan Jumangkah Mbangun Paseduluran,” ungkap salah satu guru.

 

Beberapa murid pun menuliskan sedikit refleksi kegiatan buka puasa bersama ini. “Saya bangga menjadi bagian dari SD Kanisius Tlogosari Kulon yang mengadakan buka puasa bersama warga sekitar. Hal ini menjadi pengalaman baru untuk saya karena saya bisa belajar mengenai agama Islam, tahu Tari Sufi dan makin mengerti akan persaudaraan lintas iman,” ungkap Sharbel. “Saat aku membagikan takjil aku merasa sangat senang karena para warga menerima dan menikmati takjil dan acaranya. Aku senang bisa membuat mereka bahagia,” ungkap Nio. “Ini pertama kalinya buka puasa bersama di sekolah, aku awalnya agak malu “nyalami” para tamu. Tapi lama kelamaan aku mulai terbiasa. Aku salut dengan teman-teman yang tampil, mereka keren. Saat aku membagikan takjil aku melihat para warga sangat menikmati takjil. Aku sangat senang dan kegiatan ini menjadi pengalaman yang tak terlupakan,” ungkap Chilla.

 

Kontributor: Khatarina Ika Wardhani, S.Psi. – Kepala SD Kanisius Tlogosari Kulon

More
articles

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *