107 Tahun Menyalakan Api:
Selasa, 21 Oktober 2025, keluarga besar Yayasan Kanisius merayakan HUT ke-107. Perayaan misi yang dirintis oleh seorang misionaris Jesuit asal Belanda, Pater Van Lith, menjadi ungkapan syukur atas penyertaan Tuhan selama hampir satu abad lebih ini. Tema Cerdas, Aman, dan Peduli merangkum arah gerak ke depan Yayasan sampai menyambut usia yang ke-110 di tahun 2028 nanti.
Acara puncak HUT ke-107 Yayasan Kanisius dirayakan dengan Ekaristi di setiap cabang. Cabang Yogyakarta merayakan syukur ini di Gereja Katolik Santa Perawan Maria Tak Bercela, Nanggulan, dipimpin oleh Pater Martinus Suharianto, Pr (Pastor Paroki Nanggulan), Pater Heru Hendarto, S.J., selaku Ketua Yayasan, dan Pater Surya Awangga, S.J. Sementara itu, Cabang Semarang merayakannya dengan Ekaristi di Paroki Karangpanas, Semarang. Perayaan dipimpin oleh Pastor Paroki Karangpanas, Pater Adolfus Suratmo Atmomartaya, Pr., dan Bendahara Yayasan Pater Aria Dewanto, S.J.

Kanisius Masa Kini
Saat ini, Yayasan Kanisius menaungi 186 sekolah; mulai dari Daycare, KB-TK, SD, SMP, SMA, SMK, dengan 1.322 guru-karyawan, dan 17.892 siswa-siswi yang tersebar di empat cabang: Semarang, Yogyakarta, Magelang, dan Surakarta. Pada satu periode, yayasan yang lahir pada 21 Oktober 1918 ini pernah mendidik lebih dari 35.000 siswa di 350 sekolah di wilayah Keuskupan Agung Semarang. Seiring perkembangannya dan berbagai tantangan pada beberapa dekade terakhir, jumlah tersebut perlahan-lahan menurun. Berhadapan dengan aneka tantangan ini, Yayasan Kanisius terus berbenah diri.
Belajar di Zaman yang Cair
Dalam merayakan HUT ke-107, Yayasan terus memfasilitasi para guru dan murid untuk menambah wawasan dan keterampilan baru. Pada 10 Oktober 2025 di KB-TK Kurmosari, sejumlah guru di Yayasan Kanisius Cabang Semarang dan beberapa Yayasan Pendidikan Katolik di Semarang mengikuti acara Kanisius Belajar: Sharing Praktek PPR dan bedah buku “Men and Women for Others,” karya Pater Melkyor Pando, S.J.
Melalui sharing best practice PPR, Kepala Sekolah SMP Kanisius Argotiloso Sukorejo, Yohanes Martono, S.Pd. dan Kepala Sekolah SD Kanisius Sanjaya Sukorejo, Yohana Rosana Meiwati, S.Pd., mengungkapkan bagaimana cura personalis telah membuat sekolah menjadi rumah bagi semua. Relasi antara kepala sekolah dan guru-karyawan semakin erat, para murid pun semakin berkembang sesuai dengan bakat dan keistimewaannya, dan orang tua pun makin tersapa.
Sementara itu, dalam pemaparan mengenai bukunya, Pater Melkyor Pando menegaskan bahwa visi pendidikan Jesuit tetaplah relevan di zaman yang cair ini (penuh ketidakpastian, terus berubah, dan bahkan ditandai dengan ketidakpastian permanen). Kesetiaan untuk menanamkan 4C (competence, compassion, commitment, conscience) menjadi kunci untuk membentuk pribadi-pribadi “Men and Women for Others” di zaman ini.
Pada waktu yang hampir bersamaan, Jumat-Sabtu, 10-11 Oktober 2025 di Wisma Salam, 28 guru Yayasan Kanisius dari Cabang Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) Pembelajaran Mendalam. Kegiatan ini membahas pemanfaatan AI untuk Implementasi Deep Learning melalui Contextual Project-Based Learning yang berorientasi SDG’s, bersama Pater A.P. Danang Bramasti, S.J. dan Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. (Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta).
Ignatian Parenting dan Safeguarding
SD Kanisius Girisonta pun turut mengadakan Ignatian Parenting pada Jumat, 17 Oktober 2025 lalu. Melalui tema “Menjadi Orangtua Bijak di Era Digital”, para orang tua diajak untuk bermitra dengan sekolah dalam membimbing anak-anak di tengah tantangan perkembangan dunia digital. Selain itu, sosialisasi dan pelatihan safeguarding kini telah selesai dilaksanakan bagi setiap guru di seluruh cabang. Sosialisasi yang telah berlanjut kepada anak-anak dan orang tua ini pun diharapkan menjadikan sekolah-sekolah Kanisius tempat yang aman untuk anak bertumbuh-kembang. Ini menjadi salah satu nilai plus sekolah Kanisius, selain mendidik generasi muda yang cerdas dan peduli terhadap sesama dan sekitarnya.
Cincin Emas Pesta Perak
Sukacita HUT Kanisius kali ini terasa istimewa karena terdapat empat guru di Kanisius Semarang yang telah 25 tahun lebih mengabdi. Yayasan Kanisius Cabang Semarang memberikan cincin emas sebagai bentuk apresiasi kepada mereka yang telah membentuk generasi muda dengan teladan, ketekunan, dan kasih. Mereka adalah:
- Ibu Ika Purbiantari, S.Pd., Kepala SMP Kanisius Raden Patah, yang menekankan toleransi beragama sebagai fondasi pendidikan di sekolah multikultural.
- Ibu Tutik Supriyanti, S.E., Guru TK Kanisius Kaliwinong, yang membimbing anak-anak dengan pendekatan holistik meski dengan fasilitas sederhana.
- Bapak Agustinus Suwasma, S.Pd., yang aktif mengintegrasikan nilai Bhinneka Tunggal Ika melalui kegiatan budaya seperti barongsai.
- Bapak Felix Yanik Sargunadi, Staf Kantor Pusat Yayasan Kanisius, yang aktif di balik operasional kantor.
Bu Rini Kusumawati, S.Pd. selaku Kepala Cabang Semarang dalam sambutannya menyampaikan, “Meski harga emas saat ini sedang naik drastis, Yayasan tetap berkomitmen penuh untuk memberikan cincin emas kepada para guru. Ini adalah tanda kepedulian dan cinta Yayasan terhadap setiap pribadi yang penuh loyalitas dan totalitas dalam memberikan diri.”

Menjadi Men and Women for Others
Sebagaimana dalam sambutannya, Ketua Yayasan Kanisius, Pater Heru Hendarto S.J., mengundang setiap pribadi untuk menggarap kecerdasan secara menyeluruh, meliputi kecerdasan hidup, emosi, rohani, dan skill, sehingga setiap orang menjadi nyaman dengan diri sendiri dan sesama, saling menghargai dan menghormati. Semua pribadi diajak untuk peduli pada sesama, mereka yang berkekurangan, pada alam dan segalanya, sebab setiap pribadi dilahirkan dan dibentuk untuk menjadi manusia yang peduli. Be Men and Women for Others!
Semoga sukacita HUT ke-107 Yayasan Kanisius membuat setiap pribadi yang pernah belajar di Kanisius semakin bersyukur dan mencintai karya yang mulia ini. Para staf, guru-karyawan, donatur, dan pemerhati semakin menyadari bahwa karya di Yayasan ini adalah karya Allah sendiri, sehingga semakin hari semakin magis dalam pelayanan. Dari karya yang luhur ini, lahir para agen perubahan yang cerdas, mulia, peduli, serta menjadi pembawa garam dan terang dunia.
Kontributor: Sch. Engelbertus Viktor Daki, S.J.


