Jakarta, 4 Mei 2026 – Komite persiapan Kongres Dunia Alumni Jesuit (WUJA) kembali menggelar rapat koordinasi dalam rangka memperkuat langkah strategis menjelang pelaksanaan pra-kongres. Pertemuan ini dipimpin oleh Pak Elman dan dihadiri oleh jajaran Steering Committee (SC) serta Organizing Committee (OC).
Pertemuan ini menegaskan bahwa kegiatan pra-kongres WUJA bukan sekadar agenda pengantar, melainkan ruang penting untuk menyaring gagasan, membangun identitas kolektif alumni Jesuit, hingga merancang kolaborasi nyata lintas wilayah dan generasi.
Empat Tahap Pra-Kongres
Dalam rapat tersebut, disepakati bahwa pra-kongres akan dibagi ke dalam empat tahap utama:
Pemetaan Gagasan dan Tokoh
Tahap pertama bertujuan untuk mengerucutkan topik-topik utama dan menjaring pembicara kompeten dari komunitas alumni. Forum ini menjadi ruang eksplorasi ide yang akan dibawa ke kongres utama. Hasil yang diharapkan: poin-poin diskusi strategis.
Penyusunan Manifesto Identitas
Fokus tahap kedua adalah pada pertanyaan mendasar: Siapa kita sebagai alumni Jesuit? Diharapkan lahir sebuah manifesto identitas bersama yang menjadi dasar gerakan dan keterlibatan alumni secara berkelanjutan.
Perancangan Kerangka Tata Kelola
Tahap ketiga menyentuh aspek implementatif: bagaimana membentuk struktur kerja, peran, dan tata kelola yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari sekolah Jesuit, alumni, hingga organisasi pendukung. Hasil akhir berupa manual kolaboratif.
Model Kolaborasi Nyata
Tahap keempat menjadi momen konkretisasi ide melalui rancangan model kolaborasi antar-alumni dan lembaga. Ini menjadi bentuk nyata dari semangat partner in mission. Fokusnya adalah pada tindakan kolaboratif yang bisa diadopsi secara luas dan berkelanjutan.
Target Waktu dan Strategi Komunikasi
George selaku ketua SC menegaskan bahwa meskipun estimasi awal cukup ketat, saat ini tersedia waktu hingga akhir kuartal pertama tahun 2026 untuk menyelesaikan seluruh rangkaian pra-kongres. Hal ini memberi ruang untuk pendalaman materi dan keterlibatan lebih luas.
Sementara itu, dalam hal komunikasi, diusulkan penyusunan narasi tokoh-tokoh alumni dari berbagai komunitas sebagai konten publikasi internal. Ini dimaksudkan untuk memperkuat rasa memiliki dan keterlibatan aktif dari komunitas alumni di seluruh dunia.
Peran Sekolah dan Alumni
Dalam diskusi, juga muncul refleksi kritis tentang pentingnya mengenalkan semangat alumni Jesuit sejak masa sekolah, bukan setelah kelulusan. Pendidikan Jesuit perlu memelihara jalinan relasi dengan alumninya secara lebih dini dan berkelanjutan.
“Alumni bukan hanya produk sekolah, tapi juga partner dalam misi. Maka hubungan harus dirancang sejak awal,” ujar Adhi Anondo dalam sesi refleksi.
Kolaborasi Global dan Rencana Strategis
Salah satu highlight diskusi adalah gagasan untuk menyusun rencana strategis empat tahun ke depan pasca-kongres. Rencana ini mencerminkan keberlanjutan komitmen alumni dalam menjawab berbagai isu lokal maupun global melalui semangat Jesuit yang kontekstual dan adaptif.
Dengan demikian, pra-kongres WUJA tidak hanya menjadi momentum refleksi, tapi juga awal dari gerakan alumni Jesuit yang lebih terstruktur, kolaboratif, dan berdampak nyata.
Kontributor: Markus Budiraharjo – IASM/Ikatan Alumni Seminari Mertoyudan