Provindo kembali menyelenggarakan webinar (seri kelima), yang mengulas tema seputar dinamika kehadiran Yesuit di tengah kaum Muslim di Indonesia, pada Minggu, 13 Maret 2022 yang lalu. Webinar ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan untuk menyambut perayaan 50 tahun berdirinya Provindo sebagai provinsi mandiri dan 500 tahun pertobatan St. Ignatius Loyola. Dalam rangka ini, Provindo hendak menggali beberapa peristiwa pokok atau periode sosial, historis, dan eklesial yang penting, yang tidak hanya menjadi latar belakang kiprah dan dinamika Provindo, tetapi juga turut membentuk karakter provinsi. Salah satunya terkait dengan pergeseran paradigma (paradigm shift) dalam dialog agama dan budaya di Provindo, secara khusus yang menyangkut Islam.
Pater Heru Prakosa, Frs. Siwi D. Jati, dan Septian Kurniawan diundang sebagai narasumber utama dalam webinar kali ini. Sebelumnya, ketiga nostri ini telah melakukan kajian khusus dan penelitian atas tema terkait dalam rentang waktu antara Maret sampai dengan Juli 2021. Adapun metode yang digunakan dalam kajian dan penelitian ini secara longgar disebut sebagai metode “genealogi” (Paula Saukko, Doing Research in Cultural Studies, 2003: 115-134), yakni dengan cara merunut serpihan-serpihan data, peristiwa, maupun tulisan guna membangun makna tertentu lewat narasi dan refleksi. Metode ini ditempuh dengan mengkaji kepustakaan dan lapangan, melalui tulisan-tulisan yang bisa diakses, baik yang publik maupun yang tidak, juga melalui wawancara dengan pribadi-pribadi terkait, baik Jesuit maupun non-Jesuit.
Hasil dari kajian dan penelitian tersebut kemudian dipresentasikan secara internal di hadapan para dosen dan mahasiswa STF Driyarkara dan Fakultas Teologi Wedabhakti (24 September 2021), lalu dipublikasikan dalam buku Yesuit dan Muslim (Yogyakarta : Kanisius, 2022). Tidak lama sesudah mempublikasikan buku tersebut, para penulis mempresentasikannya dalam webinar “Conversation on Asian Theologies and Cultures” dengan tema “Jesuit-Muslim Relations in Indonesia: A Paradigm Shift” (9 Maret 2022) yang diselenggarakan oleh JCAP-JCSA. Sesudah itu, hasil dari kajian dan penelitian baru secara publik dipresentasikan dalam kesempatan webinar ini. Adapun tahap yang hendak ditempuh oleh para penulis selanjutnya pasca webinar ini ialah membuat terjemahan ke dalam bahasa Inggris dan juga menerbitkan artikel di The International Journal of Asian Christianity (IJAC).
Webinar yang dihadiri oleh kurang lebih 190 jendela zoom ini dikemas dalam format bedah buku Yesuit dan Muslim yang memuat narasi dan refleksi atas karya-karya kerasulan para Jesuit dalam menanggapi tantangan seputar relasi dan perjumpaan dengan kaum Muslim di Indonesia, sejak masa lalu—katakan saja sejak Pater van Lith, S.J.—hingga saat ini. Dalam kerangka ini, peran para Jesuit memang perlu mendapat perhatian, mengingat sejak zaman St. Ignatius Loyola, para Jesuit telah memberikan perhatian yang konsisten untuk terus mau bersentuhan dengan dunia Islam.

Dokumentasi : Arsip Jesuit Indonesia
Dalam buku Yesuit dan Muslim, dijabarkan pula bagaimana para Jesuit melakukan berbagai model pendekatan untuk menyikapi kebersamaan hidup dalam pelbagai bidang karya, seperti bidang formasi atau pembinaan, intelektual, kemasyarakatan, sosial, pendidikan, paroki dan komunitas basis, retret dan spiritualitas, serta komunikasi dan audio visual. Secara umum, dinamika relasi pendekatan yang ditempuh oleh para Jesuit dengan kaum Muslim di Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori: (1) keberadaan Islam disikapi dengan semangat mau berjalan sendiri dalam cara pandang “kami di sini dan kamu di sana”; (2) keberadaan Islam disikapi dalam semangat mau berjalan bersama lewat pendekatan tekstual dengan relasi yang lebih bersifat sepihak atau searah; dan (3) keberadaan Islam dipandang secara kontekstual dengan sikap lebih merangkul lewat semangat mau saling belajar—dalam pendekatan dialogis dua arah.
Beberapa tokoh akademisi muslim turut diundang dalam webinar ini, antara lain: Dr. Rhoma Dwi Aria Yuliantri (Dosen Universitas Negeri Yogyakarta) sebagai moderator dan Prof. Syafaatun Almirzanah, Ph.D, D.Min. (Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta) sebagai penanggap atas pemaparan para narasumber. Selain itu, diundang pula Pater Heri Setyawan sebagai penanggap yang turut memperkaya narasi dan refleksi. Melalui narasi dan refleksi yang termuat dalam buku ini, diharapkan karya kerasulan Provindo seputar dialog dan perjumpaan antar umat beriman di Indonesia pada umumnya, juga antara umat Kristiani dan Muslim pada khususnya, dapat makin berkembang dan berbuah secara positif.
Harapannya, pendalaman tema dalam webinar ini mampu mendukung upaya penyemaian nilai-nilai dialog, keterbukaan, dan penghargaan terhadap perbedaan demi terbangunnya persaudaraan sejati di Indonesia, sebuah negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia ini. Tidak dapat dimungkiri bahwa nilai-nilai tersebut menjadi sesuatu yang signifikan dan sekaligus mendesak untuk terus-menerus dibangun baik oleh para Jesuit maupun seluruh umat beriman di Indonesia.
Kontributor : Fr. Siwi D. Jati, S.J.