Seperti telah kita ketahui bersama, salah satu kegiatan yang dilakukan dalam rangka merayakan 50 tahun Provinsi Indonesia Serikat Jesus adalah refleksi bersama terkait karya-karya kerasulan Provindo. Pada bulan November ini, kita merefleksikan karya Provindo dalam mendampingi orang muda. Ini sesuai dengan Preferensi Kerasulan Universal yang ketiga yaitu menemani kaum muda dalam menciptakan masa depan yang penuh harapan.
Keterlibatan Jesuit Indonesia dalam Formasi Orang Muda
Seperti di belahan bumi yang lain, pelayanan Jesuit di Indonesia sangat terkait dengan formasi orang muda. Formasi orang muda ini menjadi salah satu aspek pelayanan Jesuit melalui karya pendidikan, paroki, dan kategorial. Secara khusus Jesuit Indonesia terlibat dalam pelayanan formasi orang muda melalui karya-karya pendidikan menengah dan tinggi, mempersiapkan mereka menjadi man and women for and with others. Selain bekerja di lembaga pendidikan yang dimiliki dan dikelola oleh Provindo, Jesuit Indonesia juga bekerja pada Yayasan Strada di Keuskupan Agung Jakarta dan Yayasan Kanisius di Keuskupan Agung Semarang. Tidak hanya orang muda yang terkait dengan sekolah-sekolah Jesuit saja, Jesuit di Indonesia juga terlibat dalam formasi orang muda yang sedang belajar di perguruan tinggi negeri atau swasta melalui pelayanan paroki-paroki mahasiswa di Depok, Jakarta, Yogyakarta, dan Surakarta.
Karya paroki merupakan sebuah pelayanan terhadap umat dengan rentang usia yang sangat beragam, dari anak-anak hingga lansia. Keterlibatan para pastor paroki Jesuit dalam formasi orang muda di paroki terwujud dalam pelayanan dan pendampingan terhadap Orang Muda Katolik (OMK). Satu lagi keterlibatan Jesuit Indonesia dalam formasi orang muda yang perlu direfleksikan adalah pendampingan Jesuit Indonesia kepada kelompok Magis. Magis merupakan kelompok orang muda. Ada yang masih kuliah, tetapi juga cukup banyak yang sudah bekerja. Mereka mencoba memperdalam spiritualitas Ignasian dan mempraktekannya dalam hidup sehari-hari. Saat ini, kelompok Magis berkembang di Jakarta dan Yogyakarta.
Mendengarkan Cerita Orang Muda
Pater Arturo Sosa, dalam refleksi yang tertuang dalam Berjalan Bersama Ignatius mengatakan bahwa syarat untuk keberhasilan proses pendampingan orang muda adalah jika orang dewasa mau mendengarkan mereka. Sesuai dengan anjuran Pater Jendral, bentuk webinar yang dilaksanakan pada tanggal 11 November 2021 ini adalah mendengarkan orang muda yang telah didampingi oleh para Jesuit. Ada empat pertanyaan yang mematik refleksi bersama mereka ini. (a) Bagaimana selama ini orang-orang muda ini bekerja sama dengan para Jesuit? (b) Dari pengalaman bekerja bersama dengan para Jesuit, spiritualitas Ignasian apa yang terpancarkan? (c) Dari spiritualitas Ignasian tersebut, apa yang dipakai dalam hidup? (d) Apa harapan Anda sebagai orang muda terhadap para Jesuit untuk 5-10 tahun ke depan?
Dipandu oleh moderator Frater Antonius Septian Marhenanto, S.J., webinar diawali dengan sharing dari tiga orang muda: Stella Vania (OMK paroki Kotabaru), Hendrikus Handoko (Campus Ministry Universitas Sanata Dharma), dan Herman Cahyono (Komunitas Magis). Vania yang sangat aktif di Paroki Kotabaru Yogyakarta sejak misdinar mensharingkan pengalamannya yang selalu mendapat tantangan dari para Jesuit. Henrikus, saat ini menjadi ketua Komunitas Kana di Sanata Dharma, memiliki pengalaman kebebasan (kepercayaan) dalam bekerja bersama dengan para Jesuit. Herman Cahyono, yang mengenyam pendidikan menengah di SMA Loyola dan pendidikan tinggi di Universitas Sanata Dharma, mensharingkan pengalaman ketertarikannya dengan spiritualitas Ignasian yang akhirnya terpenuhi melalui komunitas Magis. Herman menggali inspirasi kepemimpinan Ignasian dan menerapkannya dalam dunia kerja.
Apa harapan mereka terhadap para Jesuit? Hendrikus berharap bahwa Jesuit bisa lebih luas dan lebih giat lagi dalam memperkenalkan spiritual Ignatian. Hendrikus baru kenal Jesuit ketika melakukan studi di Yogyakarta. Menurut Vania, keterlibatannya di paroki lebih pada pekerjaan yang terkait dengan liturgi atau kegiatan paroki lainnya. Vania berharap ada kegiatan pendalaman spiritualitas Ignasian bagi para pelayan dan aktivis paroki. Jangan sampai banyak orang bekerja di paroki yang dikelola oleh Jesuit tetapi tidak mengenal spiritualitas Ignasian. Kerinduan agar Jesuit memperluas upaya pengenalan spiritualitas Ignasian ini juga disampaikan oleh beberapa peserta webinar.
Webinar ini tidak hanya mendengarkan pengalaman dari narasumber yang diundang. Seluruh peserta dibagi dalam kelompok-kelompok untuk saling berbagi terkait dengan empat pertanyaan pemantik di atas. Sharing kelompok kecil ini dipandu oleh teman-teman dari komunitas Magis. Pengalaman didampingi untuk melakukan pemeriksaan batin, journaling, self awareness, dan cura personalis banyak disharingkan dalam kelompok. Pertemuan ini diakhiri dengan peneguhan oleh Pater Ferdinandus Effendi Kusuma Sunur, S.J. yang saat ini bertugas sebagai pastor paroki mahasiswa di Yogyakarta. Pater Effendi mengajak orang muda menyediakan diri bersama para Jesuit berjuang bagi Gereja di Indonesia. Selain itu, beliau meminta bantuan kepada orang muda untuk mau memperkenalkan spiritualitas Ignasian kepada orang-orang muda yang lain.
Catatan Akhir
Fokus webinar ini adalah mendengarkan cerita orang muda. Hal ini sudah berjalan sangat baik. Semua orang muda peserta webinar mendapat kesempatan untuk berbagi. Namun fokus ini menghilangkan aspek informasi yaitu pemaparan keterlibatan Provindo dalam formasi terhadap orang muda. Beberapa peserta menantikan informasi ini ditambah dengan refleksi Provindo terkait hal ini. Semoga ada kesempatan di lain waktu.
Kontributor : Agustinus Eko Budi Santoso, S.J.