capture imaginations, awaken desires, unite the Jesuits and Collaborators in Christ mission

Serba-Serbi Kotabaru

Date

Ekaristi Remaja Sumpah Pemuda: “MAESTRO”

Kamis (28/10) Perayaan Ekaristi Remaja dengan tagline “MAESTRO” diadakan. “MAESTRO” adalah kependekan dari Muda Semangat Trobosan Bangsa. Misa yang bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda ini dipimpin oleh Pater Fransiskus Pieter Dolle, S.J. Melalui Ekaristi ini kaum muda diingatkan kembali untuk mengambil peran sesuai dengan kemampuan masing-masing dalam pembangunan bangsa. Selain itu, juga untuk menjaga warisan bangsa yang telah diwariskan kepada kaum muda.

P. Pieter Dolle, S.J. memimpin Ekaristi Kaum Remaja Sumpah Pemuda.

Ada beberapa hal unik dalam perayaan Ekaristi Kaum Remaja kali ini. Salah satunya adalah EKR bulan Oktober 2021 ini bertepatan dengan peringatan hari Sumpah Pemuda. Untuk mengingatkan kembali perjuangan para pemuda dalam memerdekakan Indonesia, maka ada sebuah video yang dibuat oleh tim panitia. Anggota RKK atau Remaja Katolik Kotabaru satu persatu bergantian menjawab pertanyaan yang diberikan.

Sekitar enam anggota RKK memberikan opininya terkait Sumpah Pemuda. Dari apa yang mereka ketahui tentang Sumpah Pemuda, isi Sumpah Pemuda, dan harapan mereka untuk Indonesia. Meski banyak dari mereka yang tidak mengingat isi dari Sumpah Pemuda tapi harapan mereka bagi Bangsa Indonesia sangat tulus. Tujuan dari video ini adalah mengajak kaum muda untuk berefleksi mengenai kepedulian terhadap negara ini.

Perayaan Ekaristi pun dilanjutkan dengan homili dari Pater Pieter. Masih dengan suasana perayaan Sumpah Pemuda. Romo mengajak umat untuk mencari apa makna Sumpah Pemuda bagi diri sendiri. Romo juga mengajak kita untuk bangga menjadi warga Indonesia yang memiliki berbagai keberagaman namun tetap bisa bersatu.

“Kita patut bangga menjadi warga negara Indonesia dengan semangat kekatolikan. Seperti kata Mgr. Soegijapranata: 100% Katolik, 100% Indonesia.”

Melalui homilinya, Pater Pieter mengajak kita untuk melihat keindahan dalam keberagaman yang ada. Tidak selamanya perbedaan itu adalah hal yang buruk. Ada kalanya keberagaman itu membuat sebuah negara menjadi kaya. Keberagaman juga membuat manusia bisa saling melengkapi. Seperti halnya murid-murid Yesus yang memiliki latar belakang yang berbeda atau seperti nada musik yang tidak hanya satu.

Connecting People melalui Game Mobile Legends

Dalam rangka memeriahkan hari Sumpah Pemuda, Orang Muda Katolik (OMK) Kotabaru menyelenggarakan Kotabaru E-Sport Mobile Legends: Bang-Bang. Tujuan diadakannya Kotabaru E-Sport adalah untuk menjalin relasi antar-orang muda Katolik.

Para komentator Kotabaru E-Sport yang memeriahkan kegiatan ini.

OMK Kotabaru memilih tagline “Connecting People” atas dasar keprihatinan terhadap teman-teman muda yang rutinitasnya cukup berubah semenjak adanya pandemi yang membuat banyak orang muda semakin jarang berdinamika. Dengan adanya Kotabaru E-Sport ini, diharapkan rekan-rekan muda bisa mendapatkan relasi satu sama lain, sehingga merangkul kaum muda untuk dapat berkolaborasi dan elaborasi.

Kotabaru E-Sport Competition Mobile Legends: Bang-Bang diikuti oleh 32 tim dari berbagai daerah. Turnamen dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut, yakni 28-30 Oktober 2021 secara daring. Pada hari ketiga, tepatnya Sabtu, 30 Oktober 2021 turnamen ditayangkan secara live streaming melalui channel YouTube Gereja St. Antonius Padua Kotabaru. Setelah melalui beberapa babak, terdapat 3 tim yang meraih kejuaraan. Juara pertama diraih oleh Always Grateful, juara kedua diraih oleh Carbondioxida, dan juara ketiga diraih oleh Canem Stercore.

Kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman muda yang telah berpartisipasi. Semoga dengan diadakannya Kotabaru E-Sport, teman-teman memiliki semangat muda yang semakin membara khususnya untuk melayani Tuhan.

REBORN CAMP: Mempersiapkan Diri Menerima Baptisan dengan Semangat Ignatian

Menjadi Katolik berarti hidup kembali (reborn) dalam Kristus sesuai ajaran Gereja Katolik. Berani memutuskan menjadi Katolik adalah keputusan besar dalam hidup seseorang. Untuk itu, setelah mengikuti hampir 60 pertemuan persiapan selama kurang lebih satu tahun, para katekumen diajak ambil waktu sejenak dan keluar dari rutinitas harian untuk menjernihkan dan memantapkan keputusan menjadi Katolik dalam Reborn Camp 2021. 

Peserta yang berdinamika bersama dalam Reborn Camp 2021.

Reborn Camp 2021, yang diselenggarakan oleh Tim Pelayanan Sakramen Inisiasi pada hari Minggu, 14 November 2021 di Wisma Maya Kaliurang ini, menjadi sarana membangun kekompakan tim antara katekis senior dengan katekis muda. Yang menarik, beda generasi antarkatekis ini justru saling melengkapi sehingga materi katekesenya bisa disampaikan dalam nuansa millennial dan kemasan digital. Fun, seru, namun tetap berbobot.

Dalam Sesi 1: The Ignatian Way, Pater Macarius Maharsono Probho, S.J. memberi insights tentang bagaimana memilih berdasarkan Spiritualitas Ignatian. Peserta juga diajak membuat grafik kehidupan untuk menemukan Tuhan dalam kilas sejarah hidup mereka. Dari kilas sejarah hidup mereka itulah, lalu tampak di momen apa saja mereka berjumpa dengan Yesus dan akhirnya berani mengambil keputusan menjadi Katolik. Sama seperti St. Ignatius yang mempunyai cannonball moment, tiap peserta pasti juga mempunyai momen yang memotivasinya mantap menjadi Katolik. Inilah yang diolah dalam kelompok-kelompok kecil selama Sesi 2: My Chosen Way. Kemudian, di tengah hari, Pater Maharsono memperkenalkan examen atau penelitan batin dan mengajak peserta mencecap pengalaman ber-examen sekitar 15 menit.

Setelah makan siang, di Sesi 3: My Chosen Name, peserta diajak untuk mengenal lebih dalam nama baptis yang sudah dipilih. Bagaimana riwayat hidup santo atau santa tersebut? Lalu keutamaan-keutamaan apa yang ingin diteladani dari santo atau santa tersebut? Kemudian peserta mensharingkan di kelompok besar. Walaupun berlangsung dari pagi hingga sore, dengan prokes yang ketat, namun Reborn Camp terasa begitu cepat. Seluruh kegiatan ini diakhiri dengan doa penutup kreatif.

“Acaranya seru, menyenangkan, dan banyak kawan-kawan yang sama mau memeluk iman Katolik. Setelah acara ini, kami semua lebih mantap lagi untuk mengikuti iman Katolik. Terima kasih juga kepada katekis-katekis yang sudah membimbing kami secara offline maupun online,” ujar Felicia, salah satu katekumen kelas online.

Kontributor : Maria Ludwina – Cornelia Marissa & Nicholas Marcel – Jessica Juliani & Edi Widiasta – KOMSOS Kotabaru

More
articles

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *