capture imaginations, awaken desires, unite the Jesuits and Collaborators in Christ mission

Retret Berjalan Bersama Ignatius

Date

Sebelas orang awam dari KAJ (10 orang) dan Keuskupan Bogor (1 orang) yang terdiri atas enam perempuan, lima laki-laki telah mengikuti retret Berjalan Bersama Ignatius di Rumah Retret Kristus Raja, Girisonta, Ungaran, Jawa Tengah. Pendamping retret ini adalah Pater Agustinus Priyono Marwan, S.J. yang juga merupakan Direktur Joint International Jesuit Tertianship. Retret dimulai pada Jumat, 15-19 Oktober 2021. Retret ini diselenggarakan dalam jumlah peserta terbatas dengan syarat sudah menerima 2 kali vaksin dan tes antigen dinyatakan negatif.

Retret ini mengacu pada buku Berjalan Bersama Ignatius yang ditulis oleh Pater Jenderal Serikat Jesus, Arturo Sosa, S.J. Kami para awam berinisiatif untuk bergabung dalam peringatan 500 tahun pertobatan Ignatius melalui retret ini.

Retret berlangsung sejak Jumat sore, 15 Oktober 2021. Dimulai dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Pater Priyono, S.J. dan kemudian dilanjutkan dengan makan malam. Setiap hari para peserta merayakan Ekaristi dan pada hari kedua setiap peserta bertemu dengan pembimbing serta mengungkapkan rahmat yang diharapkan dari retret ini dengan fokus sesuai tema pada buku. Setiap hari para peserta membangun suasana silentium dalam refleksi pribadi, meditasi, dan doa mengikuti dinamika hubungan mereka dengan Tuhan. Para peserta dapat berinteraksi pada sesi percakapan rohani dalam kelompok, makan bersama, dan wawanhati pribadi bersama pembimbing retret. Pada hari ketiga, peserta memulai wawanhati dan satu jam adorasi Sakramen Mahakudus. Hari keempat dan kelima para peserta menerima sakramen Maha Rahim. 

Peserta diajak untuk mengenal seni berjumpa Tuhan dalam segala dengan menggunakan dua cara. Cara yang pertama berjumpa dengan Tuhan dalam retret ini yaitu dengan membaca secara bijaksana dan permenungan dalam 11 bab yang berlanjut dengan wawanhati dengan Tuhan; percakapan rohani dalam kelompok kecil; serta wawanhati dengan pendamping. Sedangkan cara yang kedua antara lain dengan mengindera alam ciptaan; menemukan kehadiran Tuhan dalam pengalaman suka duka hidup pribadi maupun bersama orang lain; mengenal dan melibatkan diri dengan Tuhan melalui meditasi; dan melibatkan diri dalam kisah Tuhan lewat kontemplasi dengan daya indera dan daya jiwa.

Sebelum perayaan Ekaristi penutup, pendamping retret menyampaikan bahwa perjalanan ini adalah awal untuk mengikuti Ignatius dalam kehidupan sehari-hari dan menemukan Tuhan dalam segala hal. Tidak ada selamat tinggal. Para peserta berbagi berkat dan kegembiraan yang diberikan selama retret. Beberapa membagikan sharing mereka dalam kelompok pesan di media sosial. Sukacita yang luar biasa terpancar dari wajah peserta dan pendamping retret, sebuah tanda kesiapan untuk berjalan bersama St. Ignatius.

Begitu banyak rahmat yang diperoleh oleh para peserta. Salah satunya Pak Adi yang bercerita bahwa retret terakhir yang dilakukannya adalah 10 tahun yang lalu dan bayangan untuk retret kali ini akan berteman dan katam dengan alkitab. Namun ternyata retret ini sungguh santai, menjadikan saya mampu melakukan mapping masalah dan kekhawatiran saya sesuai arahan Pater Priyono.

Pada awalnya Pak Tri juga tertarik mengikuti retret ini karena diajak istrinya. Ketika ditanya mohon rahmat apa selama mengikuti retret ini, ia bingung. Ia mulai memperoleh rahmat keinginan untuk membaca buku Berjalan Bersama Ignatius yang membuka hatinya, yaitu tidak perlu memohon rahmat yang tinggi tetapi rahmat yang sederhana. Rupanya Yesus itu bisa dijumpai melalui istrinya yang mengajaknya mengikuti retret ini. Dalam membaca buku, ia mendapat rahmat yaitu merefleksikan dosa-dosa saya yang lalu dan tidak disadari. Pater Priyono semakin meneguhkan dirinya untuk membuka peziarahan dan membersihkan diri kita.

Setelah mengikuti retret ini Pater Priyono berharap para peserta tetap merawat keinginan dan kerinduan berjumpa dengan sesama dan Tuhan. Bila ingin memulai sesuatu, mulailah dengan hati walaupun nantinya akan ada banyak gangguan. Tetap ingatlah pesan Santo Ignatius, yaitu menjadi orang yang memiliki kasih, bukan menjatuhkan orang lain namun membuat mereka terangkat dan penuh semangat.

Kontributor : PUSPITA

More
articles

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *