Dalam satu tubuh Serikat Jesus terdapat sepasang sayap, yaitu sayap para imam dan sayap para bruder. Keduanya sama-sama mempunyai peran penting. Betapa pun tubuh Serikat berciri klerikal, namun para Bruder ikut serta dalam imamat umum umat beriman (imamat baptisan). Jati diri imamat dikembalikan pada pelayanan, bukan hanya status.
Panggilan Bruder di sini memberi sumbangan akan aspek perutusan (misioner), kemendasaran identitas panggilan (to be, more than to do). Ada dua ciri dasar yang menyertai yaitu profetis dan kesiapsediaan. Kedua ciri ini menjadi landasan pelayanan. Bukan semata apa yang kita lakukan atau perbuat, namun siapa kita ini, jati diri, dan hidup kita.
Kesadaran akan identitas Bruder Jesuit di atas menjadi salah satu tema yang didalami saat pertemuan para bruder Provindo. Selain studi bersama, ada juga kegiatan outing dan rekoleksi untuk merenungkan kisah hidup St. Alfonsus Rodriguez, pelindung Para Bruder Jesuit. Pertemuan ini dihadiri oleh tujuh belas bruder, dua novis bruder, dan Pater Krispurwana Cahyadi, S.J. sebagai pendamping.
Pada hari pertama pertemuan, para bruder saling berbagi suka-duka dalam perutusan. Br. Rajak Spendoyo, S.J. membagikan pengalaman karyanya di Rumah Retret Civita. Ia menceritakan tantangan pandemi yang menerpa karya rumah retret dan strategi apa saja yang dapat dilakukan untuk tetap dapat menjalankan karya tersebut. Br. Norbertus Mujiyana, S.J. menceritakan pengalaman perutusannya di Seminari Mertoyudan yang tak lepas dari pergumulan menghidupi panggilan sebagai bruder Jesuit di tengah para siswa yang bercita-cita menjadi imam. Masih banyak lagi kisah-kisah suka duka para bruder. Jika tertarik untuk mendengarkannya, bisa langsung menjumpai para Bruder Jesuit.
Pada hari kedua, dua belas bruder ber-outing ria ke Sidomukti Bandungan sembari menikmati kopi dan pemandangan yang indah. Para bruder dapat bercengkrama dengan penuh keakraban. Yang menarik, meski rentang usia antar bruder terpaut cukup jauh, namun rasanya tidak ada jarak. Yang muda bisa dengan mudah bercengkrama dengan yang senior dan sebaliknya. Sorenya, di hari yang sama, para bruder berkumpul lagi di Girisonta untuk membahas strategi Promosi panggilan Bruder SJ. Ada beberapa ide dan gagasan yang muncul, yaitu (1) panggilan menjadi Jesuit adalah panggilan yang utama sedangkan menjadi bruder dan imam adalah sarana. Oleh karena itu, panggilan menjadi bruder semestinya juga menjadi tanggung jawab semua Jesuit. Pandangan yang keliru adalah bahwa panggilan bruder itu berarti yang bertanggungjawab hanyalah para bruder saja. (2) Para bruder perlu terlibat secara lebih aktif ke luar, bertemu dengan semakin banyak orang, khususnya orang muda, agar panggilan bruder semakin dikenal. Misalnya, membentuk tim kecil untuk mengisi kegiatan-kegiatan retret, rekoleksi, live in bagi para siswa kolese atau pun sekolah-sekolah lain. (3) Perlu meningkatkan atau mengintensifkan lagi kegiatan kunjungan ke keluarga-keluarga (baik itu keluarga Jesuit maupun umat) dan menjadikan keluarga sebagai basis panggilan dalam hidup menggereja, khususnya untuk panggilan bruder Jesuit.
Malam harinya Pater Krispur, S.J. memberikan puncta permenungan yang berisikan poin-poin penting pertemuan para bruder di Roma serta bahan-bahan audiensi para bruder dengan Pater Jenderal dan Paus Fransiskus. Di hari ketiga, para bruder lebih banyak menghabiskan waktu untuk berdoa dan sharing mengenai (1) Apa yang membuat saya bangga dan bahagia sebagai bruder? (2) Bagaimana saya bisa semakin belajar menjadi kecil, memberi dari yang sedikit, dan setia mengerjakan pekerjaan-pekerjaan biasa dan harian dalam kesederhanaan? dan (3) Bagaimana kehadiran bruder dapat semakin menumbuhkan tubuh rasuli Serikat, dan menyuburkan panggilan Jesuit (juga kesuburan hidup para imam)?
Di hari terakhir ini, para bruder merayakan sukacita pertemuan dengan perayaan Ekaristi peringatan St. Alfonsus Rodriguez, S.J. di Kapel Domus Patrum Novisiat St. Stanislaus Kostka. Para bruder sepakat bahwa kerendahan hati dan kesederhanaan keutamaan yang harus diusahakan dan diteladani dari St. Alfonsus. Sebelum misa, para bruder berfoto bersama terlebih dahulu. Istimewanya, kali ini semua bruder mengenakan jubah.
Selamat Pesta St. Alfonsus Rodriguez, S.J.
Kontributor: Br. Antonius Dieng Karnedi, S.J. – Prompang SJ