“Yang kita jual adalah perspektif. Perspektif yang bermutu. Jika orang mengerti mutu, pasti mereka akan membelinya.” Itulah yang menjadi sepenggal pesan dari Pater Provinsial Serikat Jesus, Pater Benedictus Hari Juliawan, S.J. kepada para Novis Serikat Jesus dalam kesempatan kunjungan ke Provinsialat. Pada Kamis (20/01), para Novis Serikat Jesus 2021, berkesempatan untuk berkunjung ke Provinsialat saat Dies Villae (hari khusus di mana para novis diberi kesempatan untuk rekreasi di luar Novisiat) mereka. Dalam kunjungan ini, para novis mendapatkan ‘keistimewaan’ untuk beramah-tamah dengan Pater Provinsial secara lebih dekat. Tidak hanya bertemu dengan Pater Provinsial, para novis juga mendapatkan tur keliling Museum Historia Domus (rumah sejarah) untuk melihat barang-barang peninggalan para Jesuit yang sudah meninggal dan ruang arsip.
Lingkungan di Provinsialat yang hijau, asri, dan tenang menghadirkan nuansa yang nyaman saat kunjungan berlangsung. Para novis terlihat gembira dan menikmati waktu kunjungan di Provinsialat. Ada yang berkeliling melihat tanaman dan bermain dengan hewan yang ada. Para nostri yang berkarya di Provinsialat seperti Pater Bambang Sipayung, Pater Windar Santoso, Pater Clay Pareira, dan Bruder Paulus Budi menyambut para novis dengan gembira dan tangan terbuka. Pembicaraan antara para novis dan nostri berlangsung dengan hangat sembari ditemani kudapan singkong goreng yang nikmat. Ada yang bertanya mengenai kegiatan sehari-hari para nostri di Provinsialat dan para novis juga ditanyai mengenai proses formasi mereka di tengah situasi pandemi.
Bincang-bincang
Dalam ramah-tamah yang dilakukan di refter (ruang makan) Pronvisialat, beberapa novis mengajukan pertanyaan kepada Pater Provinsial. Salah satu novis bertanya dengan penasaran, “Apa yang menjadi tantangan Pater dalam menjalankan tugas sebagai Provinsial?” “Yang menjadi tantangan adalah membuat karya-karya Serikat tetap bertahan seturut dengan perkembangan zaman. Kalian harus mampu menjadi kreatif dan tidak tinggal di zona nyaman,” jawab Pater Beni. Kata-kata Pater Provinsial ini menjadi sebuah undangan dan tantangan bagi para Jesuit muda dalam menghadapi perkembangan zaman yang melaju dengan cepat. Dunia zaman ini menuntut sebuah kreativitas, yaitu sikap ‘mencipta’ yang mampu menghadirkan sebuah pelayanan khas Serikat yang selalu relevan dan berkembang. Pater Provinsial juga berharap agar para novis selama masa Novisiat mengalami suatu perubahan. Perubahan cara pandang atau perspektif seturut dengan perspektif Santo Ignatius Loyola. “Santo Ignatius tetap menjadi pribadi yang berapi-api dan penuh semangat, tetapi ia mengarahkannya pada AMDG,” tambah Pater Beni dengan semangat. Selain tanya-jawab, ada pula novis yang menyampaikan rasa harunya dengan cura personalis (perhatian personal) yang diberikan melalui kartu ucapan ulang tahun yang ia terima. Ternyata, menulis kartu ucapan ulang tahun juga memberi tantangan tersendiri bagi Pater Beni.
Mengenal Sejarah, Mengenal Diri
Dalam kesempatan tur mengelilingi Historia Domus, para novis terlihat serius mendengarkan dengan rasa penasaran dan kagum terhadap apa yang dijelaskan dan mereka lihat. Kami mendengarkan sejarah dan perkembangan Serikat Jesus yang datang ke Bumi Nusantara pada zaman Santo Fransiskus Xaverius hingga yang terbaru yaitu, pembukaan karya di Kalimantan (Botong dan Ketapang). Ada juga beberapa barang antik yang langsung mengunci mata para novis, misalnya biola antik Pater Zoetmulder, gramofon tua Pater Tanto, relikui dari para Kudus Serikat Jesus, serta roda andong milik Mgr. Soegijapranata.
Ruang arsip juga tidak luput dari kaki dan mata para novis. Di ruang arsip inilah tersimpan dengan rapi, sistematis, dan lengkap seluruh dokumen milik para Jesuit yang sudah meninggal hingga yang masih hidup. “Ini menjadi cara Serikat menghargai para Jesuit yang masih hidup maupun sudah meninggal,” ungkap Pater Bambang menjelaskan mengapa ada ruang arsip seperti ini. Beberapa novis juga membaca bundelan surat resmi Pater Provinsial terdahulu. Salah satunya adalah surat Pater Jenderal Peter-Hans Kolvenbach kepada Pater Darminta, yang saat itu bertugas sebagai Provinsial Serikat Jesus Provinsi Indonesia. Pater Bambang Sipayung juga memberikan penjelasan yang singkat dan menarik mengenai tugas perutusan yang didapatkan oleh setiap Jesuit. “Perutusan sebagai kehendak Tuhan juga harus dijalankan secara sistematis dan teratur sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan dipercaya.”
Dibarui dan Diutus
Kunjungan ke Provinsialat bukanlah sekadar kegiatan ‘pulang-pergi’ yang rekreatif, tetapi kesempatan para novis untuk dibarui dan diutus oleh Pater Provinsial sendiri. Para novis diutus berformasi di Novisiat melalui berbagai macam percobaan. Percobaan yang dalam bahasa Pater Provinsial, ‘menghadirkan perspektif yang kreatif dan bermutu terhadap dunia’ harus dijalani dengan penuh sukacita. Novis Serikat Jesus menjadi harapan dan masa depan Serikat yang senantiasa memperbaharui diri melalui perspektif kreatif agar selalu menjadi relevan dan dikenal dari mutunya yang baik. Semoga pesan Pater Provinsial bagi para novis pun menjadi sebuah undangan bagi seluruh Jesuit di Provinsi Indonesia untuk mampu mengejawantahkan mutu dan kreativitas perspektif Serikat Jesus yang dilandaskan pada semangat Latihan Rohani Santo Ignatius Loyola, yaitu demi lebih besarnya kemuliaan Allah dan keselamatan jiwa-jiwa.
Kontributor : Fr. Adrianus Raditya I., nSJ