capture imaginations, awaken desires, unite the Jesuits and Collaborators in Christ mission

Kehangatan Kasih dari Mereka yang Tersingkir

Date

Compassion Week

Sekolah-sekolah yang dikelola oleh para Jesuit di Indonesia memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan sekolah-sekolah lainnya. Salah satu kekhasannya adalah memiliki nilai-nilai dasar (core values) yang dikenal dengan istilah 4C (Competence, Conscience, Compassion, Commitment). Nilai-nilai dasar tersebut juga dirumuskan dalam profil pelajar SMK Katolik St. Mikael Surakarta. Dalam rangka pengembangan core values 4C yang berkelanjutan dengan berfokus pada pengolahan hati nurani dan belarasa siswa terhadap sesama, SMK Katolik St. Mikael Surakarta mengadakan kegiatan Compassion Week yang dilakukan oleh siswa-siswi kelas XI dengan tujuan untuk melatih dan mengembangkan kepekaan siswa dalam bersimpati serta berempati terhadap orang-orang yang kurang mendapatkan perhatian. Pada kegiatan ini, siswa dan siswi dikirim ke tempat-tempat karya sosial yang berada di dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, seperti SLB Karya Bhakti (Purworejo), Hellen Keller Indonesia (Yogyakarta), School of Life (Semarang), Pangon Utomo (Surakarta), Adullam Ministry (Sukoharjo), Panti Wredha (PW) Dharma Bhakti (Wonogiri), PW Salib Putih (Salatiga), PW Maria Sudarsih (Ambarawa), SLB Dena Upakara (Wonosobo), dan lain lain.

 

Compassion Week tahun 2024 ini dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama diadakan pada 5-9 Agustus 2024 dan gelombang kedua akan diadakan pada 11-15 November 2024. Selama kegiatan itu, para siswa tidak diperkenankan membawa alat komunikasi apapun agar mereka dapat fokus dan masuk ke dalam dinamika tempat mereka diutus. Pada kesempatan kali ini, penulis mendapatkan kesempatan melakukan Compassion Week gelombang pertama yang bertempat di The School of Life, Semarang. School of Life merupakan rumah sekaligus sekolah untuk orang-orang yang memiliki gangguan jiwa dan orang-orang terbuang. Banyak pengalaman luar biasa yang didapatkan penulis selama mengikuti Compassion Week. Pengalaman-pengalaman itu sangat berharga bagi kami dan dapat digunakan sebagai sarana untuk menyelami lebih dalam (duc in altum) lingkungan sosial di sekitar kita. Selain itu, muncul pula pergulatan batin dalam diri kami selama mengikuti Compassion Week yang ternyata tanpa sadar menumbuhkan rasa peduli terhadap orang-orang yang tersingkir.

 

Di School of Life, kami berjumpa dengan Ibu Priskilla Smith Jully yang merupakan pendiri tempat ini. Ibu Priskilla banyak bercerita kepada kami mengenai kisah hidupnya yang sangat inspiratif. Kami sangat terkesan dengan Ibu Priskila yang meskipun tunanetra sejak lahir namun memiliki banyak prestasi yang luar biasa. Kami terinspirasi oleh dedikasi dan keberanian beliau dalam membangun School of Life.

 

Siswa SMK Mikael menyuapi penghuni The School of Life. Dokumentasi: SMK Mikael

 

Di awal kedatangan, kami diajak berkeliling memasuki kamar teman-teman disabilitas yang ada di sana. Awalnya kami merasa sedikit takut. Namun setelah masuk, berkenalan, dan bersalaman dengan mereka, pandangan kami mulai berubah. Ternyata mereka tidak mengerikan seperti yang kami bayangkan. Mereka merupakan pribadi-pribadi yang menyenangkan dan unik.

 

Selama lima hari tinggal di sana, kami banyak berdinamika dengan para penghuni School of Life. Kami membantu merawat para penghuni, memandikan, menyuapi, dan membimbing mereka dalam membaca Alkitab. Kegiatan harian dimulai sejak pagi hingga malam hari. Awalnya kami merasa kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan rutinitas yang ada di panti, terutama karena harus berinteraksi dengan para penghuni yang membutuhkan perlakuan khusus. Aroma kurang sedap di kamar mereka dan lingkungan yang berbeda dari biasanya membuat kami merasa tidak nyaman. Namun, seiring berjalannya waktu, kami mulai terbiasa dan menemukan kebahagiaan dalam membantu mereka. Selain itu, kami juga membantu berjualan sembako dan pakaian di halaman depan panti. Hasil dari penjualan tersebut nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan para penghuni School of Life. Di malam terakhir, kami tidur bersama mereka di satu ruangan yang sama tanpa adanya pembatas. Hal itu menjadi pengalaman berkesan bagi kami dan tidak terlupakan. Bukan kami yang berbagi dengan mereka melainkan merekalah yang berbagi dengan kami.

 

Compassion Week ini mengajarkan kami banyak hal, terutama mengenai arti dari compassion. Kami belajar bagaimana memberikan hati dan waktu untuk mereka yang membutuhkan dan juga menerima orang lain tanpa melihat perbedaan. Kami juga banyak belajar dari Ibu Priskilla yang memiliki keterbatasan namun dapat berbuat sesuatu yang berguna bagi orang lain. Kami pun juga belajar arti sebuah keluarga dari para penghuni School of Life. Mereka saling membantu satu sama lain dan berkegiatan bersama dengan mencuci piring, mengepel, dan menyapu ruangan bersama. Mereka hidup bersama layaknya satu keluarga. Kami bersyukur atas perjumpaan kami dengan para penghuni School of Life yang penuh kasih dan kehangatan. Perjumpaan ini sangat singkat, namun sangat bermakna bagi hidup kami yang masih panjang.

 

Kontributor: Pamela Desiana Christy dan Muhammad Dafa Raditia –  SMK Kolese Mikael Surakarta

More
articles

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *