Ungkapan tersebut dapat memiliki makna berbeda ketika disampaikan oleh seseorang dalam situasi yang berbeda pula. Mungkin hal itu menjadi ungkapan kekecewaan ketika nasi bungkus itu diterima oleh seorang anak yang terbiasa makan KFC, McD, burger, pizza atau makanan cepat saji lainnya. Meskipun sama-sama terbeli, namun konotasi nasi bungkus bagi mereka adalah makanan murahan dan tidak enak. Sebaliknya, ungkapan tersebut dapat menjadi ungkapan syukur ketika nasi bungkus itu diterima oleh seorang anak yang sedang membantu kedua orang tuanya mencari nafkah.
Gerakan Berbagi Nasi Jakarta
Selama bulan Ramadhan, Gerakan Berbagi Nasi Jakarta dijalankan melalui jalur koordinasi dengan Kecamatan, Kelurahan, RW, dan RT setempat. Dalam salah satu kesempatan, pada 6 Mei 2021 yang lalu, umat Paroki St. Robertus Bellarminus-Cililitan bergabung dengan rekan-rekan LMK, Pengurus RT-RW, ibu-ibu PKK serta ibu-ibu Kader RW 01 Kelurahan Kramat Jati bersama-sama menjalankan Gerakan Berbagi Nasi Jakarta. Meski sejak siang hingga sore hari diguyur hujan, namun hal itu tidak mengendorkan semangat untuk berbagi.
Tepat pada pukul 16.30 WIB, bertempat di depan Mushola Al-Huda, ibu-ibu mulai menghentikan sepeda motor atau pejalan kaki yang lewat di Jalan Kelapa Gading III. Tidak semua kendaraan bermotor yang lewat dihentikan., Pilihan dijatuhkan pada mereka yang berprofesi sebagai ojek online atau mereka yang menggunakan masker dengan benar. Begitu pula dengan beberapa pemulung yang lewat. Hanya yang bermasker yang dihentikan. Pada awalnya mereka sedikit bingung karena dihentikan di antara kerumunan. Namun saat disodorkan dan menerima nasi bungkus, yang terdengar adalah ucapan terima kasih dan terlihat pula gurat senyuman dibalik masker yang dikenakannya.
Sukacita berbagi
Sekitar 200-an nasi bungkus selesai dibagikan saat menjelang adzan Maghrib sebagai tanda berbuka puasa. Ada canda tawa, ada rasa lega dan ada pula sukacita sepanjang waktu membagikan nasi yang diiringi gerimis kecil. Keterlibatan umat Paroki St. Robertus Bellarminus – Cililitan sore itu, menjadi hal yang tidak biasa. Biasanya kami hanya bisa mengucapkan selamat berpuasa di bulan Ramadhan, tetapi kali ini kami juga mengucapkan selamat berbuka puasa. Sukacita, keakraban, silaturahmi, serta kebersamaan dalam keragaman inilah yang dirasakan. Dan di balik itu semua, kita senantiasa sadar bahwa “sebungkus nasi tidak akan mengubah kehidupan mereka, tapi sebungkus nasi dapat mengajarkan pada kita cara bersyukur dan lebih peka terhadap sesama.” (Slogan Gerakan Berbagi Nasi Jakarta)
Kontributor : KOMSOS Paroki Cililitan.